“Memang ada lonjakan, sudah sekitar satu bulan ini. Biasanya, yang kita rawat rata-rata 20-30 orang (Covid-19). Sekarang bisa sampai 60-65 orang lagi. Jadi, kondisinya seperti kembali ke bulan Maret, April kemarin. Padahal kan bulan Juni, Juli kemarin sempat turun di bawah angka 20 pasien,” terang Wahyu.
Menurutnya, lonjakan itu kemungkinan karena masyarakat semakin tidak berdisiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.
Lonjakan itu pun membuat para tenaga kesehatan (nakes) bekerja keras. Antisipasinya, RSUD Cibinong bakal menambah kapasitas PCR untuk mengetahui hasil swab test lebih cepat.
Salah satu perawat, Nurlela membenarkan, kapasitas ruangan memang semakin berkurang. Ia turut prihatin dengan lonjakan kasus yang semakin bertambah. Tentu saja, hal itu membuat para tenaga kesehatan ikut waswas. “Alhamdulillah sejauh ini tidak ada (yang tumbang),” imbuhnya.
Sementara itu, pemkab Bogor justru membuka “pintu” bagi warga Kota Bogor untuk diisolasi di beberapa rumah sakit. Kerja sama itu diteken dengan pemerintah kota (pemkot) Bogor.
Bupati Ade Yasin menilai masih banyak ruang isolasi yang tersedia di Kabupaten Bogor untuk menampung pasien-pasien yang membeludak di kota.
“Sebagai bentuk antisipasi meluasnya penyebaran di zona merah, Pemkab Bogor dan pemkot Bogor bersepakat melakukan kerja sama dengan Kota Bogor dalam penyediaan ruang isolasi bagi pasien konfirmasi dari kota. Beberapa tempat di Kabupaten Bogor akan disiapkan sebagai bentuk antisipasi jika kapasitas ruang isolasi di kota tidak memadai,” terangnya. (mam)