“Kalau pertanyaannya Bogor mengikuti Jakarta atau tidak? Nah, Jakarta sendiri masih harus dimatangkan dulu (PSBB Total),” ucapnya.
Pihaknya juga masih menunggu hasil update status ketegori zona kota/kabupaten se-Indonesia pada Minggu malam. Setelah semua selesai, barulah akan diambil keputusan atau kebijakan langkah-langkah ke depan.
Oleh karena itu, Pemkot Bogor belum bisa memutuskan langkah yang akan diambil apakah memperketat PSBB seperti Jakarta atau lainnya. “Senin kami akan rapatkan lagi dengan Forkompimda. Nanti akan kita sampaikan lagi,” imbuh dia.
Dalam rapat virtual itu, Bima juga menyebut ada beberapa hal yang perlu diantisipasi apabila DKI Jakarta memberlakukan PSBB secara total. Salah satunya adanya eksodus warga Jakarta ke Kota Bogor untuk kepentingan berlibur atau lainnya.
“Kalau di Jakarta semua lockdown, kemudian Bogor tidak (lockdown) maka warga Jakarta dan sekitarnya akan lari ke Bogor. Baik untuk wisata, makan, jalan, pertemuan, dan lain-lain. Ini yang perlu diantisipasi,” kata dia.
Suami Yane Ardian itu juga meminta kejelasan dari DKI Jakarta terkait lalu lalang orang baik dari Jakarta ke Bogor maupun sebaliknya. Karena tidak semua warga Bogor ke Jakarta untuk tujuan kerja. “Bagaimana dengan warga yang mengunjungi saudara dan lain-lainnya,” lirihnya.
Meski demikian, lanjut Bima, kebijakan pemberlakuan PSBB secara total di DKI Jakarta akan berdampak positif bagi warga Kota Bogor yang selama ini bekerja di Jakarta. “Kemungkinan warga Bogor terpapar berkurang. Selama ini banyak data terpapar di Jakarta,” kata Bima. (ded/d)