Hal tersebut tidak terlepas dari hasil riset yang dipaparkan bahwa sebagian besar warga Kota Bogor belum teredukasi dengan baik dan 90 persen warga terpapar secara ekonomi.
Atas dasar tersebut, Bima beralasan memilih memaksimalkan penerapan PSBMK. Hasil riset juga menunjukan bahwa Kota Bogor memiliki modalitas sosial yang luar biasa berupa solidaritas yang kuat antar sesama warga.
Untuk itu program Jaga Asa (Jaringan Keluarga Asuh Kota) akan digencarkan kembali, dimana keluarga yang mampu secara ekonomi bisa membantu keluarga yang membutuhkan.
“Jadi bisa dibayangkan ketika tidak teredukasi, tidak paham dan terpapar secara ekonomi, kemudian kita terapkan PSBB secara ketat tanpa dibantu secara ekonomi, maka tidak mungkin. Selain itu penerapan PSBB membutuhkan jumlah personil yang cukup untuk mengamankan, butuh anggaran bantuan sosial yang cukup. Berdasarkan hasil riset, sebanyak 50 persen bingung covid-19 buatan manusia atau bukan. Bahkan yang percaya covid-19 buatan manusia sebanyak 14 persen,” jelas Bima dalam keterangan pers yang diterima radarbogor.id Jumat (11/9/2020).
Rencananya, PSBMK secara lebih maksimal akan diumumkan Pemkot Bogor pada Senin (14/9/2020) mendatang. (all)