“Perjuangan kita dari 2014, sebenarnya sederhana. Menguatkan karakter Kota Bogor yang dahsyat, yang menurut kami menjadi kebanggaan kita. Menguatkannya dengan konsep tata ruang. Otak-atik dokumen, perbaiki RTRW, itu penting. Supaya tertib zonasi dan wilayah pelayanannya,” urainya menyudahi.
Rencana Pemkot itu kemudian didukung kuat PT. Sejahtera Eka Graha (SEG) sebagai Badan Usaha Milik Kementerian Keuangan. Tentunya dengan alasan penataan kawasan Kota Bogor. Di mana ke depan, akan ada pengembangan transportasi, infrastruktur, hingga danau di Bogor Raya, yang bisa dimanfaatkan untuk air minum.
Direktur PT. Sejahtera Eka Graha, Wahyu Kurniawan Bayangkara mengatakan, sebenarnya bukan hanya 12 tower apartemen yang dibangun. Melainkan ada mal, dua unit hotel, kawasan komersial seperti restauran dan danau pengendali banjir. Sehingga, kemudian ini menjadi megaproyek selain pembangunan pusat pemerintahan baru.
“Pesan dari bu Menteri dan pak Dirjen, kita harus punya kontribusi di mana kita berada. Kami berharap persembahan dari kami ini menjadi salah satu upaya penataan Kota Bogor menjadi lebih baik,” kata Wahyu pada Radar Bogor.
Harapannya apabila berkembang, Wahyu mengaku pihaknya bisa memanfaatkan tanah secara optimal dan memberi implikasi secara finansial pada korporasi. Tapi bagi Kota Bogor, tentunya membuat income dalam bentuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari hotel, restauran, dan wisata.
Dari 12 tower apartemen itu, kemudian akan disediakan sekitar 5000 unit ruangan, dengan populasi yang tinggal di sana sekitar 20.000 orang. Namun, kata Wahyu, kawasan danau yang akan menjadi prioritas pengerjaan pengembangan.