Namun, proses pembangunan yang berjalan sejak 2017 itu harus kembali mengalami perubahan desain konstruksi lantaran pembangunan alun-alun yang molor.
Ketika masa tunda ini kita akan koordinasi dengan Jawa Barat agar alun-alun ini terintegrasi dengan masjid dan kita juga akan koordinasi dengan PT Kereta Api Indonesia,” kata Bima.
Bima menjelaskan, sempat membahas proses integrasi masjid dan Stasiun Bogor bersama Dirut PT KAI Didiek Hartantyo. Hasilnya, Bima mengklaim, PT KAI telah menyepakati usulan tersebut. “Ini menjadi terintegrasi satu sama lain, menjadi satu nafas begitulah kira-kira,” ucap Bima.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor Chusnul Rozaqi menjelaskan, pembangunan Masjid Agung masih menunggu hasil rekomendasi dari Kementerian PUPR. Sebab, kontruksi Masjid Agung tak mampu menopang beban bangun.
“Kita perbaiki pagar maupun penyelesaian atap yang strukturnya terpisah dari yang sudah ada,” kata Chusnul.
Pembangunan Masjid Agung dimulai sejak 2015 dengan bantuan R 50 miliar dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar). Namun, 2016 pembangunan terhenti lantaran dua kali mengalami gagal lelang proyek.