“Kalau hotel, wisata, tidak ada batas waktu tutup sampai jam sekian. Kan kalau wisata, sorenya pulang,” imbuhnya.
Ia menganggap, operasional hotel juga cukup dibutuhkan dalam mendukung geliat pariwisata. Hal tersebut menjadi salah satu sumber daya pemulihan ekonomi di tengah pandemi ini. Di samping itu, antisipasi wabah juga telah ditekankan melalui pembatasan okupansi hotel maksimal 50 persen.
“Beda dengan penggunaan vila, yang kita batasi cuma boleh pemiliknya saja biar Puncak tidak terlalu ramai,” jelasnya lagi.
Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Kabupaten Bogor itu mengakui, perlu adanya pemulihan ekonomi secara bertahap. Pemkab pun tidak hanya menyasar persoalan stimulan untuk UMKM ataupun bansos kepada masyarakat. Roda perekonomian yang mesti digerakkan dengan berbagai upaya atau pemantik.
“Seperti bagaimana UMKM atau usaha tertentu digerakkan, yang tadinya belum yakin dibuka, oke kita buka tetapi harus dengan protokol kesehatan. Kita meyainkan kembali seperti rumah makan, restoran, atau wisata kalau dibuka harus menerapkan standar protokol kesehatan,” tandasnya.
Pebisnis bidang pariwisata, Tinton Soeprapto juga menyambut baik upaya pemerintah daerah dalam kembali menumbuhkan perekonomian di tengah pandemi. Ia memilih tetap optimis ada peningkatan yang signifikan.
Apalagi banyak potensi wisata alam yang bisa digarap secara masif. “Geliat ekonomi sudah bagus. Hanya satu, yang kita butuhkan kembali adalah membentuk tim. Kita kerja keroyokan. Kita harus bikin pertumbuhan yang rutin,” pungkas Direktur Utama (Dirut) Sentul International Circuit itu. (mam/c)