Kasus Terus Bertambah, Bogor Malah Kekurangan Tenaga Kesehatan

0
47
Ilustrasi-tenaga kesehatan
Ilustrasi-tenaga kesehatan

Jika ke depan terjadi lonjakan pasien, manajemen RSUD Kota Bogor kata dia, sudah melakukan antisipasi. Yakni dengan memberdayakan ruangan yang bisa dipakai untuk dijadikan ruang isolasi.

“Namun, kami juga harus menyiapkan tenaga kesehatan. Seperti dokter paru, idealnya ada 5, tetapi kami baru punya 2. Sehingga kami meminta bantuan dokter penyakit dalam 3 orang,” sambungnya.

Kekurangan nakes tak hanya terjadi di Kota Bogor, Kabupaten Bogor juga demikian. Bupati Bogor Ade Yasin sebelumnya menyebutkan beberapa kendala dalam menghadapi pandemi Covid-19 di Bumi Tegar Beriman.

Salah satunya adalah minimnya tenaga medis. Dia menjelaskan di Kabupaten Bogor jumlah dokter hanya 2.238 yang terdiri atas 823 dokter umum, 345 dokter spesialis, dan 139 dokter gigi. Sementara itu, dokter paru jauh lebih sedikit lagi.

Jika jumlah dokter tersebut dibandingkan dengan jumlah masyarakat Kabupaten Bogor yang mencapai 5,9 juta jiwa, diasumsikan satu dokter harus menangani sekitar 2.500 orang.

”Masalah semakin pelik karena persebaran dokter, perawat, Puskesmas dan tempat tidur di rumah sakit juga tidak merata. Peralatan mereka juga terbatas sehingga amat rentan terserang virus mematikan itu,” kata Ade.

Namun, dia mengaku terus memperjuangkan pergerakan masyarakat saat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) demi menekan angka penyebaran Covid-19, terlebih pergerakan masyarakat dari DKI Jakarta maupun sebaliknya. (dka/c)