November Puncak Curah Hujan Diatas Normal

0
44
Radar Bogor Group dalam acara kongko di halaman D'Bozz Cafe, Jumat (25/9).
Radar Bogor Group menggelar acara kongko di halaman D’Bozz Cafe, Jumat (25/9/2020).

BOGOR-RADAR BOGOR, Musim hujan sudah di depan mata. Berbagai bencana juga sudah mulai terjadi di mana-mana. Lantas amankah dengan pasokan air kita?

Hal itulah yang coba digali Radar Bogor Group dalam acara kongko di halaman D’Bozz Cafe, Jumat (25/9). Acara tersebut menghadirkan pembicara dari Stasiun Klimatologi Bogor dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bogor.

Kepala Stasiun Klimatologi Bogor, Abdul Muthalib mengakui, ada anomali yang terjadi dalam perkiraan musim hujan kali ini. Meski datang sedikit lebih awal, musim hujan memang sudah sewajarnya terjadi. Kedatangannya juga bergantung pada kemunculan awan cumulonimbus (Cb).

“Itu sudah menjadi pertanda kalau mau memasuki musim hujan. Awan itu juga yang menyebabkan hujan besar di awal-awal musim maupun akhir musim. Di dalamnya juga sudah terangkum seperti potensi hujan es, angin kencang, petir, atau malah puting beliung,” ungkapnya.

Ia mencontohkan, fenomena hujan es yang baru-baru ini menggemparkan warga Bogor memang dampak dari awan Cb itu. Fenomena itu terjadi secara lokal saja. Tak heran, terjadinya hujan es itu tidak secara merata di wilayah Bogor.

Hanya saja, dampak dari kondisi cuaca itu yang seharusnya menjadi perhatian. Lantaran puncak musim hujan justru terjadi pada rentang Januari-Februari. Contohnya saja, hujan ekstrem yang berimbas pada meluapnya sungai dan mengakibatkan banjir bandang. Bahkan, beberapa daerah juga terjadi longsor.

Angin puting beliung di awal musim ini juga sudah terbukti menghantam beberapa rumah dan membuat pohon-pohon rebah.
Waduk-waduk yang ada di Bogor perlu diperhatikan secara optimal. Jika tidak, musim hujan akan membuat permukaan waduk melebihi ambang batas normal.