November Puncak Curah Hujan Diatas Normal

0
46
Radar Bogor Group dalam acara kongko di halaman D’Bozz Cafe, Jumat (25/9).

“Nah, kalau hujan sedang ekstrem, kekeruhan itu bisa sampai 4.000 NTU. Malah kemarin ada yang sampai 8.000 NTU. Inilah yang agak berat karena untuk menyaring lumpur atau sedimentasi itu butuh waktu semakin lama,” terang Ade.

Bahkan, kekeruhan itu juga mempengaruhi kerja mesin yang menyiapkan air bersih. Jika kekeruhan sudah sangat ekstrem, mereka terpaksa harus menurunkan kapasitas debit air. Hal tersebut demi mengimbangi kualitas air bersih yang akan keluar dan dimanfaatkan masyarakat dan pelanggan.

“Bisa dibayangkan kalau tingkat kekeruhan 4.000-8.000 NTU, mau gak mau kita kurangi,” tekannya.

Kejadian ekstem semacam itu sempat dialami PDAM hingga dua kali. Cuaca ekstrem awal tahun 2020 sempat berimbas pada sistem pelayanan air bersih. Mereka terpaksa menjaga kualitasnya dengan mengurangi debit. Baru-baru ini, layanan air bersih juga sempat tersendat karena adanya cuaca ekstrem yang berimbas pada berbagai bencana di beberapa wilayah.

Antisipasi Sampah

Kondisi musim hujan yang seperti dua mata pisau memang perlu disikapi dengan benar. Selain waspada, masyarakat pun diminta agar tetap mencegah terjadinya potensi dan kemungkina bencana itu.

Kepala Stasiun Klimatologi Bogor, Abdul Muthalib sejak awal sudah mengimbau agar masyarakat sudah mulai mawas diri. Musim hujan sudah terlihat di depan mata. Mencegah banjir bisa dengan cara paling sederhana, yamni membersihkan saluran-saluran air.

“Biasanya kalau musim kemarau kita lalai kan, membuang sampah sembarangan. Sampai sungai juga terpengaruh. Padahal sungai itu sangat berarti sekali bagi kehidupan kita. Kan kalau ada sampah akan menyebabkan terganggunya kecepatan aliran dan bisa menghambat,” tuturnya.