Setelah informasi meluas, doa terus bergema. Yang pokok adalah doa orang tua dan keluarga yang memiliki ketulusan khusus. Begitu pula peran para sahabat yang mengirim doa dan semangat.
Berbagi tips pengobatan, dan bahkan membantu suplai obat-obatan. “Komunikasi interpersonal yang baik menjadi sumber kebahagiaan,” ucapnya.
Sebaliknya kata Arif, komunikasi interpersonal yang buruk akan menjadi energi negatif yang menguras emosi yang bisa menurunkan imun.
“Cinta tulus tak bersyarat para sahabat melalui doa dan atensi adalah energi positif yang menciptakan ketenangan, semangat baru, dan optimisme kesembuhan yang bisa memperkuat imun,” ucapnya.
Setelah dua fase itu, baru penguatan fisik yang menurut dia bisa muncul dari ketahanan spiritual dan interpersonal. Namun ketahanan fisik juga harus diperkuat dengan tindakan medis.
Menurutnya, saat ini setiap rumah sakit memiliki standar obat-obatan anti Covid-19. Baik itu berupa paket multivitamin C-D-E dan zinc, obat-obatan hingga antibiotik.
Selain itu ada makanan bergizi dan obat kumur yang sebagian besar ditujukan untuk peningkatan imun. RS juga melakukan pemantauan rutin suhu, tekanan darah dan saturasi. Arif menegaskan, siapapun yang dinyatakan positif sebaiknya dibawa ke rumah sakit untuk diagnosis.
“Seperti melakukan pengecekan paru-paru, darah, dan sekaligus deteksi kemungkinan ada penyakit sampingan yang akan berpengaruh untuk strategi pengobatan Covid-19,” imbuhnya.