Meskipun diketahui saat ini, aku Dedie, sudah ada pengembang yang pasti memberikan kontribusi. Yakni PT. GNA, Royal Tajur, Rancamaya, dan sebagian yang sudah selesai di Bogor Nirwana Residence (BNR). Namun ke depan akan diupayakan agar semua yang terkait bisa berkontribusi sama.
“Memang dulu kan sudah ada perjanjian, namun tidak berkembang. Nah sekarang anggap saja kita mulai lagi dari awal dan kemudian dimulai lagi. Tinggal disesuaikan nanti dengan kondisi riil di lapangan. Nanti akan di panlok, lalu diukur BPN, baru kita ketahui mana yang harus kita bebaskan atau kontribusi dari pengembang,” urainya.
Ditempat yang sama, Kepala Bappeda Kota Bogor, Hanafi memaparkan, rapat lanjutan ini memang untuk menyamakan presepsi dengan para pengembang.
Sejak 2012 lalu, memang sudah pernah ada perjanjian yang disepakati dengan beberapa pengembang. Namun karena satu dan lain hal, proses itu tertunda.
“Pekerjaan ini perlu kolaborasi antara pemerintah dan pengembang. Hari ini baru pertemuan pertama untuk menyamakan presepsi dulu, berkomitmen, siapa berbuat apa. Baik pemerintah maupun pihak pengembang,” kata Hanafi.
Bentuk PKS itu nantinya, akan terbagi pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan dan oleh siapa saja. Apakah pengembang akan menghibahkan sebagian tanahnya untuk Tol BIRR, atau justru Pemkot Bogor yang harus mengambil langkah pembebasan.