Sedangkan fakta dugaan racun pada kandungan air di situ belum dapat diketahui, karena intensitas hujan yang tinggi dan luasnya situ membuat konsentrasi kandungan berbahaya hilang dengan sendirinya.
“Makanya saya tanya di sini ada saluran pembuangan atau tidak, ada saluran buangan untuk limbah? Tapi gak ada kan untuk limbah berarti,” ucapnya.
Ia mengungkapkan kemungkinan matinya ribuan udang diduga karenca keracunan temepos atau bahan aktif abate yang kerap digunakan untuk membunuh nyamuk.
Sedangkan untuk ikan tawar sebenarnya tidak akan berpengaruh. Karena kandungan airnya normal, dirinya sulit untuk memastikan penyebab kematian udang dan ikan tersebut.
“Kan udah hujan berapa hari jadi sudah larut lah semua racun-racun. Biasanya racun kalau perairan luas gini cepet dia,” ucapnya.
Setelah pengecekan tersebut, hasilnya akan disampaikan ke pimpinan untuk menentukan kebijakan kedepannya seperti apa. “Akan disampaikan ke pak Kadis terlebih dahulu,” tukasnya. (ded)