Pada dasarnya menurut Agus, pengembangan sistem transportasi perlu ditopang sistem ruang, sistem jaringan dan sistem pergerakan. “Karena sistem transportasi bukan sebuah sistem yang tunggal dan butuh dukungan dari kondisi ketiga sistem tadi,” lanjutnya.
Selain itu, ke depan harus dibangun pelayanan secara terintegrasi. Baik integrasi fisik prasarana dan sarana, integrasi manajemen termasuk jadual operasional, integrasi sistem informasi dan integrasi sistem ticketing. Semua itu untuk memudahkan masyarakat pengguna memperoleh kepastian dan peningkatan pelayanan yang lebih baik.
Itulah sebuah sistem transportasi terpadu yang diharapkan akan mengurangi ketergantungan masyarakat pada penggunaan kendaraan pribadi. Juga beralih memanfaatkan penggunaan angkutan umum, yang pada akhirnya dapat mengurangi kepadatan lalu lintas di jalan.
Untuk mewujudkan sitem angkutan umum massal di Kota Bogor, memang masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dan banyak tantangan yang harus dihadapi.
Tercapainya tujuan dari proses yang berlangsung sekarang, juga sangat tergantung dari dukungan, komitmen dan sinergi dalam pemahaman yang sama dari elemen yang ada di Pemerintahan Kota Bogor, DPRD Kota Bogor dan masyarakat. (Advertorial)