BOGOR-RADAR BOGOR, Eksistensialisme bisa disebut sebagai paham yang membahas tentang cara-cara mengada manusia dalam hidupnya. Cara mengada yang dimaksudkan di sini adalah cara manusia dalam memaknai dirinya.
Ada banyak filsuf yang membahas mengenai cara mengada ini, salah satunya adalah Karl Jaspers. Ia adalah seorang filsuf yang menginginkan agar manusia selalu mengingat the origin dari “diri aku.”
Lewat kerangka berpikir Jaspers, penulis memetakan fenomena makanan kekinian dengan upaya yang dilakukan oleh pabrik kerupuk mie kembang matahari dalam mempertahankan keberadaannya.
Jaspers mengatakan bahwa identitas diri adalah hal yang harus diusahakan dalam kondisi apapun. Teknologi maju dan situasi pademi Covid-19 seperti sekarang ini berpotensi sekali dalam menggoyahkan tatanan yang sudah ada, maka masing-masing pribadi dan kelompok bertanggung jawab agar dirinya tetap “mengada” dalam ruang dan waktu, tidak hanyut dalam situasi dan akhirnya mengaburkan eksistensi.
Komunikasi menduduki poin penting dalam pemeliharaan identitas diri dalam konsep eksistensi Jaspers. Inilah yang coba diusahakan oleh pabrik kerupuk mi kuning “Kembang Matahari.”
Keterbukaannya tentang masalah yang dihadapi kepada tim abdimas UNINDRA sebagai lembaga sosial/masyarakat, menyadarkan pemilik pabrik bahwa ada regulasi yang dibuat oleh pihak berwenang demi menjaga keaslian produk juga identitas pabrik.
Pabrik harus mengikuti regulasi tersebut agar terjaga dari situasi-situasi yang menyulitkan. Kesadaran akan merk dagang mendorong pemilik pabrik untuk mengurus berbagai berkas penting, seperti sertifikat halal, surat izin edar, PIRT dan HKI. Dalam mengurus berbagai berkas penting tersebut, kerupuk mie “Kembang Matahari” dibimbing oleh tim abdimas Unindra.
Selain itu, ada hal lain yang penting untuk diperhatikan oleh pabrik, yaitu managemen produk dan pemasaran. Untuk managemen produk, tim abdimas UNINDRA memberikan tawaran logo baru kepada pabrik mie kuning “Kembang Matahari.”
Logo tersebut sudah digunakan pabrik pada produk semenjak akhir 2019. Selanjutnya, tim abdimas UNINDRA membuat konsep packaging yang eye–chatching, sehingga mampu bersaing dengan produk-produk populer lainnya di berbagai marketplace.
Apresiasi dan terima kasih kepada Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan yang telah membiayai kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) Tahun 2020 dengan judul: “Branding Kerupuk Mie “Kembang Matahari” Menuju Pasar Ekspor”.
Terima kasih juga kepada LLDIKTI Wilayah III Jakarta dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indraprasta PGRI yang telah membantu kegiatan penelitian ini melalui Surat Perjanjian/Kontrak Pelaksanaan Program Pengabdian kepada Masyarakat dengan Nomor: 100/SP2H/PPM/DRPM/2020, tanggal 16 Maret 2020 dan Kontrak Pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat UNINDRA dengan nomor: 003/SKP2M/LPPM/UNINDRA/2020, tanggal 26 Maret 2020.
Tulisan ini merupakan publikasi dari program Hibah Pengabdian Terhadap Masyarakat tahun 2020. Dengan demikian, kami berterima kasih untuk pendanaan pada program pengabdian ini yang sepenuhnya didanai oleh DRPM Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Indonesia.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada LPPM Universitas Indraprasta PGRI dan ketua forum UMKM Cibinong atas semua bantuan dan pendampingan yang diberikan selama pengabdian terhadap masyarakat ini berlangsung, serta kepada setiap pihak yang membantu dalam keberjalanan pengabdian ini sampai menyelesaikan program ini. (*)