“Di masa pandemi sekarang ini, lagi trend mengurus tanaman, karena banyak orang yang mengalami keterbatasan untuk keluar rumah, ini bukan sekedar hobi tetapi menghasilkan untuk keluarga dan wilayah,” Kata Ade Yasin.
Ade Yasin juga menginstruksikan Kadistanhorbun membentuk kultur jaringan untuk mempercepat stok tanaman, dan menginstruksikan kepala desa menindaklanjuti apa yang menjadi kendala, salah satunya dengan menggunakan anggaran Rp1 miliar untuk satu desa agar dimanfaatkan untuk perbaikan infrastruktur jalan menuju rumah tanaman hias.
Ade Yasin juga mengajak untuk mengambangkan tanaman hias dan mengapresiasi para petani yang telah sukses mengekspor tanaman hias sampai ke berbagai negara.
“Saat ini udah ekspor ke Europa, Amerika, Jepang, Korea, bahkan ke Afrika. Jadi ini potensi yang luar biasa, patut kita support, karena ini sumber ekonomi daerah, selain pengembangan tanaman ini bisa menjadi agro wisata,” pungkas Ade Yasin.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Petani Tanaman Hias Sukamantri memfasilitasi para petani untuk menyampaikan kendalanya, beberapa kendala diantaranya adalah stok tanaman untuk diekspor, akses transportasi menuju lokasi, serta kurangnya pameran tanaman hias. (ded)