RADAR BOGOR – Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) Indonesia kedatangan 50 orang pemuda dari luar pulau Jawa, yakni Maluku Utara, Gorontalo, Kalimantan, dan Sulawesi.
Para orang pemuda tersebut adalah peserta Sekolah Kader Pengawas Partisipatif (SKPP) tingkat nasional, yang merupakan salah satu kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Republik Indonesia.
Kunjungan peserta SKPP ini, adalah dalam rangka studi lapangan, menggali pengetahuan tentang demokrasi dan kepemiluan dari salah satu NGO demokrasi nasional yang dalam hal ini adalah DEEP Indonesia.
Direktur DEEP Indonesia, Yusfitriadi mengapresiasi, kegiatan yang diselenggarakan Bawaslu RI ini sebagai salah satu pendidikan politik untuk masyarakat sipil dalam upaya membangun konstruksi demokrasi yang kuat dan substansial.
Yus menilai, lemahnya konstruksi demokrasi di Indonesia disebabkan oleh buruknya pendidikan politik bagi sipil. Menurut dia, DEEP Indonesia dibentuk karena absennya peran lembaga politik yang semestinya melakukan pendidikan politik bagi masyarakat.
“Pendidikan politik adalah salah satu hal krusial yang jarang disentuh bahkan oleh partai politik, DEEP sebagai NGO demokrasi akan terus konsisten melakukan pendidikan politik bagi sipil,” ungkapnya.
Untuk itu, Yus sangat berharap bahwa peserta SKPP ini tidak hanya mengikuti program dan selesai. Yus berharap, para alumni SKPP ini akan menjadi akselerator dalam hal pendidikan politik bagi masyarakat. (*/rp1)