Menurut Bima, penyusuran itu merupakan ekspedisi khusus sebagai salah satu langkah antisipasi mewaspadai bencana. Karena menurut data BMKG, cuaca sedang tidak menentu dan intensitas hujan sangat tinggi, khususnya di akhir pekan ini.
Di setiap titik yang terlihat penumpukan sampah, rombongan yang terdiri dari enam perahu karet ini berhenti melakukan pembersihan dibantu petugas DLH yang sudah siap dengan peralatan lengkap.
Hasilnya, sampah yang terkumpul dari susur Sungai Ciliwung sepanjang 2 kilometer sebanyak 100 karung sampah atau tiga mobil pick-up.
Selain fokus operasi sampah, Bima Arya dan rombongan ekspedisi juga melakukan observasi terhadap bangunan-bangunan liar yang berdiri di sempadan sungai.
Bima kemudian menginstruksikan aparatur wilayah, yakni Camat dan Lurah untuk menertibkan karena selain membahayakan warga, juga lingkungan.
“Ada beberapa bangunan liar yang menjorok ke sempadan sungai, memang tidak mudah mengawasi ini tetapi nanti akan ditertibkan oleh aparatur wilayah. Termasuk tadi ada pabrik tahu di pinggir sungai dan limbahnya dibuang ke situ,” ujar Bima. (dka)