Kesiapsiagaan bencana ini merupakan wujud dari tanggungjawab pemerintah. Dalam melindungi, melayani dan mengayomi masyarakat. Sebab, pemerintah mesti bertanggungjawab atas apa yang menimpa masyarakat. Terlebih jika hal tersebut terjadi lantaran bencana alam. “Intinya kita harus siap siaga jelang puncak musim penghujan ini. Minimal kita mesti siapkan semuanya,” tutupnya.
Menanggapi hal itu, Kepala BPBD Kabupaten Bogor Yani Hasan akan segera merumuskan proses penganggaran kedua armada tersebut. Pihaknya akan berusaha melakukan pengadaan dua armada tersebut pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bogor 2021 mendatang.
“Itu kan perintah dan kita siap mempersiapkan. Akan seperti apa mobilnya, mobil komunikasinya seperti apa, mobil rumah sakit lapangannya seperti apa, akan kita siapkan untuk dimasukkan di tahun anggaran 2021 nanti,” katanya.
Menurutnya, kedua armada tersebut memang perlu dimiliki oleh Pemkab Bogor. Sebab, sejumlah wilayah yang ada di Kabupaten Bogor memang sulit mendapatkan akses sinyal.
“Daerah pelosok di kita memang masih banyak yang sulit sinyal. Mungkin dari situ pak sekda ingin kita punya mobil pemancar sinyal untuk area blank spot atau susah sinyal. Apalagi kita memang cukup kesulitan pada saat penanganaan bencana awal tahun kemarin,” katanya.
Saat ini, BPBD Kabupaten Bogor memang belum memiliki sejumlah armada yang mampu untuk mengatasi sinyal dan rumah sakit lapangan. “Kita baru memiliki kendaraan operasional sebanyak delapan unit, yang terdiri dari truk dan mobil bak. Sementara mobil tanki kita ada empat unit, 20 perahu karet dan belasan unit mobil dansow,” tukasnya.(ded)