Alhasil, Yusuf bilang akan banyak perusahaan yang melakukan efisiensi dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Hal ini dilakukan untuk menekan biaya operasional perusahaan.
“Makanya lihat banyak PHK yang terjadi di masa pandemi seperti sekarang, dengan ada resesi tren ini berpotensi berlanjut,” tutur Yusuf.
Saat PHK merajalela, otomatis angka pengangguran bertambah. Bahkan, Yusuf memprediksi jumlah pengangguran dapat mencapai 15 juta orang akibat pandemi.
Selain itu, pendapatan masyarakat juga akan berkurang. Jika sudah begitu, konsumsi masyarakat juga ikut melambat.
Kemudian, jumlah orang miskin juga bisa bertambah signifikan ketika resesi terjadi. Dalam skenario terburuk, Yusuf menyebut jumlah penduduk miskin akan berada di kisaran 30 juta sampai 35 juta.
Hal yang sama diungkapkan Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara. Ia bilang daya beli masyarakat juga menurun jika terjadi resesi.