“Tidak kurang dari 50 karya fotografi flora dan fauna karya para penggiat dan pencinta fotografi satwa liar memeriahkan pameran hasil kolaborasi antara Balai TNGHS dengan sejumlah komunitas fotografi dan organisasi seperti Yayasan IAR Indonesia, Yayasan Riza Marlon Indonesia, Bogor Nature and Wildlife Photography (BNWP),” urainya.
Munawir berharap, dengan adanya pameran foto satwa dan tumbuhan ini, masyarakat jadi lebih banyak mengenal satwa dan tumbuhan di TNGHS. Serta turut terpanggil untuk ikut menjaga kelestarianya.
Ditempat yang sama, Kepala Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya LIPI, R. Hendrian mengatakan selama ini LIPI telah turut aktif memperingati HCPSN melalui berbagai kegiatan ilmiah, seperti penemuan spesies baru flora dan fauna, seminar, workshop, peluncuran buku, pameran dan aneka lomba.
Dia menjelaskan, untuk tahun ini, HCPSN mengangkat tema “Puspa dan Satwa Harapan Untuk Ketahanan Ppangan dan Kesehatan” dengan ikon puspa kecombrang (Etlingera elatior) dan satwa rusa timor (Cervus timorensis).
“Si cantik kecombrang kaya akan manfaat, dan si gagah rusa timor sebagai sumber protein hewani yang hanya bisa didapatkan dari hasil penangkatan atau keturunan kedua bukan dari alam,” jelas Hendrian pada wartawan.
Hendrian menambahkan, Kebun Raya sangat tepat dijadikan lokasi public campaign tentang tumbuhan dan satwa Indonesia. Sebab, upaya untuk menggugah dan memperkuat awareness dan kepedulian publik terhadap konservasi tumbuhan selaras dengan spirit yang diusung kebun raya.