“Kemarin kan ada revisi soal pembiayaan. Tapi diluar itu ada keberatan dari pihak hotel. Karena pihak hotel itu nantinya dibayar hanya berdasarkan rumusan okupansi yang kalau menurut mereka kurang bisa memenuhi standar pembiayaan. Jadi itu yang harus kita bicarakan dengan pihak hotel,” urainya.
Akan tetapi memang, Pemkot tak bisa lari dari ketentuan administrasi yang ada. Maka dari itu, penentuan hotel mana yang akan dijadikan tempat isolasi belum pasti. Namun yang jelas, hotel bisa mendekatkan kepada ketentuan yang diharapkan.
“Makanya kita tidak pernah menyebut nama hotel. Karena belajar dari pengalaman sebelumnya, begitu disebut hotel punya dampak. Terus juga waktu itu skema pembiayaannya hanya pada kamar yang dipakai. Kan gak mungkin digabung, dengan yang covid dan yang tidak covid. Orang kan keburu takut,” jelasnya.
“Jadi memang ada beberapa alternatif hotel yang bisa dipakai apabila kita nanti masuk pada titik kedaruratan,” tutupnya. (dka)