Jika melihat secara luas hingga ke tingkat internasional, memang Negara Indonesia kata Masykuri, memiliki kerukunan yang luar biasa. Ditambah berada dalam komposisi penduduk yang majemuk. Bahkan menjadi model di dunia.
“Jangan sampai, hal yang bagus ini dinodai hanya dengan satu peristiwa. Memang sejauh ini, meskipun masih ada masalah, dunia internasional tidak mengecap Indonesia sebagai negara intoleran karena satu peristiwa itu,” urainya.
Disamping itu, Masykuri menyebut Kota Bogor sudah baik dalam menjaga kerukunan agama. Ia melihat, adanya kerjasama antar sesama umat beragama, ataupun internal umat beragama. Termasuk penyelesaian hal – hal yang nantinya bisa memicu persoalan lebih besar.
“Jadi sebelum masalah itu membesar, Pemkot Bogor sudah menyelesaikannya dulu. Itu yang harus dilakukan. Apalagi di Kota Bogor ini ada markas kelompok – kelompok garis keras,” tutup Masykuri.
Ditempat yang sama, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim menegaskan, Pemkot Bogor mengutamakan pendekatan dialogis dalam setiap konflik yang berkaitan dengan keagamaan. Terutama komunikasi dengan tokoh – tokoh masyarakat setempat.
“Termasuk memberikan informasi yang cukup dan komperehensif agar tidak ada distorsi informasi. Itu yang sudah kita lakukan melalui Kesbangpol dan wilayah. Kita juga berkomunikasi baik dengan FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) dan MUI,” bebernya.