Dewan Pendidikan Cemaskan Fenomena Nikah Muda Rambah Kota Bogor

0
27
Ilustrasi
Ilustrasi
Ilustrasi
Ilustrasi

BOGOR-RADAR BOGOR, Anak-anak dan orang tua sudah jenuh dengan sistem pembelajaran Jarak Jauh. Hal ini disampaikan Kepada Dinas Pendidikan Kota Bogor, Fachrudin pada kegiatan diskusi rencana pembelajaran tatap muka 2021 di D’Bozz Cafe, Graha Pena, Jl KH Abdullah Bin Nuh, Yasmin, Selasa (17/11/2020).

Data yang diperoleh dari KPAI tersebut juga didukung dengan hasil survey KKSP bahwa 76,92 persen orang tua siswa juga mengakui bahwa sistem Pembelajaran Jarak Jauh tidak efektif dan tidak sesuai dengan target pembelajaran meskipun 92,3 persen di antara mereka menyatakan turut mendampingi anaknya selama proses belajar.

Hal ini membuktikan bahwa selama masa sayang belajaran online sangat berpengaruh pada psikologi orang tua dan anak. Tak jarang orang tua mengeluh dan rasa jengkel karena sistem tersebut mengharuskan siswanya memiliki fasilitas yang memadai. selain itu metode penyampaian materi serta pemberian tugas yang dinilai cukup merepotkan dan sulit dipahami. akhirnya Ammar orang tua berimbas pada anak mereka.

Lala Nurrela yang merupakan tamu sekaligus Kepala Sekolah Bina Greha Cimanggu, Bogor juga menyampaikan hasil observasi nya. Dari 150 siswa, 75 diantaranya kedapatan tidak melaksanakan kegiatan pembelajaran. selain itu pendidikan karakter dirasa hampir luntur selama masa pandemi ini. Bahkan ada beberapa siswa yang sampai tidak mengenali gurunya sendiri.

Dewan Pendidikan Kota Bogor, Abdul Hakim mengatakan bahwa akibat dari pandemi ini membuat para siswa tingkat sekolah pertama di kawasan perkampungan memutuskan untuk menikah. Hal ini tentu menjadi PR penting bagi seluruh elemen di bidang pendidikan. Jangan sampai fenomena tersebut dibiarkan begitu saja.

Maka dari itu, Dinas Pendidikan menyatakan terus berupaya dalam mengembangkan proses pembelajaran. Dengan harapan mampu mengantisipasi keluhan masyarakat dari segi insfrastruktur maupun materi yang disampaikan, agar kesehatan anak-anak tetap terjaga dan tidak stress.

“Kami juga menyiapkan data chek list di setiap sekolah untuk memonitor kesiapan setiap sekolah untuk melakukan kegiatan pembelajaran tatap muka,” pungkasnya.(mg02)