“Iya, tidak lulus passing grade (formasi tenaga pendidik), karena pada saat peserta melamar itu langsung ke tujuannya ya. Bisa saja yang melamar disitu, ada lima orang, tapi yang melamar lima-limanya tidak memenuhi passing grade,” terang Aries kepada Radar Bogor, Senin (16/11/2020).
Ia juga mengakui, peminat guru selama seleksi CPNS masih yang paling banyak. Tak heran, jumlah kuota yang paling banyak juga disediakan untuk formasi tenaga pendidik itu, yakni 145 orang.
Kosongnya satu formasi guru dinilai sebuah kerugian. Kuota itu tidak dimanfaatkan dengan maksimal demi menutupi kekurangan ASN di Kota Bogor. “Rugilah kita. Tidak terisi begitu. Satu saja rugi, apalagi kalau lima (formasi),” imbuhnya.
Sementara itu, kuota untuk formasi promkes yang paling banyak tidak terisi. Penyebabnya, kata Aries, berkaitan dengan ijazah promkes yang tak keluar lagi lantaran telah diupgrade. Imbasnya, tak ada pelamar yang mengajukan diri di formasi bagi tenaga kesehatan itu.
Kendati demikian, 289 peserta yang lolos seleksi CPNS itu dianggap sudah memenuhi kriteria. BKPSDM Kota Bogor saat ini sedang melakukan pemberkasan untuk memperoleh nomor resmi dari masing-masing peserta.
“Sekarang lan lagi pemberkasan ulang. Kita ajukan berkas yang lulus itu ke BKN. Nanti muncul NIP (Nomor Induk Pegawai, red), barulah keluar SK CPNS,” tutupnya.