“Bogor Sehat, terkait dengan pelunasan BPJS masyarakat yang tidak mampu. Bogor Cerdas, kaitannya dengan Dinas Pendidikan, dimana siswa-siswa yang misalnya ijazahnya tertahan karena belum bayar akan dibantu,” paparnya.
Lanjutnya, Bogor Berkah Ekonomi lebih condong menargetkan para pelaku UMKM. Mereka yang berhak menerima zakat bakal mendapatkan pelatihan untuk meningkatkan taraf hidupnya.
Salah satunya dengan bantuan modal dan kerja sama melalui usaha kuliner tertentu. Jika peningkatan usah bisa mencapai waktu dua bulan, penerima zakat punbisa dilepas dan menjalankannya secara mandiri.
“Terakhir, Bogor Peduli itu terkait program peningkatan untuk Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) di Kota Bogor. Perjanjian Kerja Sama nanti, Baznas wajib merehab 10 rumah per bulan dengan pagu anggaran Rp17,5 juta. Artinya, kita akan merehab 120 rumah per tahun,” ujarnya.
Program yang menyasar rutilahuitu juga sejalan dengan misi Pemerintah Kota Bogor. Dengan demikian, Baznas Kota Bogor bisa membantu mem-backup sebanyak 360 rumah dalam rentang tiga tahum masa kepemimpinan Bima Arya Sugiarto. Sisanya tentu tidak akan membertakan APBD Kota Bogor lagi. “Fungsinya memamg mengurangi beban APBD Kota Bogor agar masyarakat bisa lebih sejahtera,” imbuhnya.
Hanya saja, perumusan teknis dan mekanisme pengambilan zakat ASN itu masih sedang berjalan. Pihaknya juga baru akan menggelar pertemuan dengan Bank Kota Bogor dalam waktu dekat.
Secara teknis, mereka juga harus membicarakan sistem pemotongan itu dengan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Bogor. Targetnya, awal Desember “pemotongan gaji” ASN itu sudah bisa diaplikasikan. (mam/*/b)