BOGOR-RADAR BOGOR, Kasus Covid-19 di Kota Bogor terus bertambah. Hal itu membuat keterisian atau okupansi ruang rawat di rumah sakit (RS) mencapai ambang batas, yakni di angka 74 pereen.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno mengakui, persentase itu merupakan data terakhir yang terus dipantau oleh timnya.
Ia tak menampik jika tingkat okupansi di berbagai RS itu memang menanjak tajam. Total 407 ruang isolasi yang disediakan di 21 RS se-Kota Bogor. Jumlah itu masih tak mampu mengatasi lonjakan yang kini mencapai raya-rata 30 kasus per hari.
Meski begitu, Sri Nowo menganggap angka itu tidak lantas mengancam status zona Kota Bogor. Pasalnya, lanjut dia, ada 14 indikator yang menjadi pertimbangan dalam menentukan status zona penyebaran Covid-19.
Salah satunya memang terkait okupansi RS. Hal itu juga akan ditangani dengan berbagai strategi yang akan digodok pemerintah Kota (pemkot) Bogor.
“Pertama, kota akan menambah kapasitas ruang isolasi. Kita akan dorong semua RS. Kedua, kasus-kasus dengan gejala ringan atau OTG (Orang Tanpa Gejala) akan kita arahkan diisolasi di tempat yang non fasilitas kesejatan (fasked) supaya RS benar-benar merawat kasus sedang dan berat. Misalnya, kita arahkan ke Lido,” paparnya.