Sebagaimana prinsip itu diingatkan Bima kembali, ketika memimpin prosesi pengambilan sumpah janji 243 PNS di Kampung Cikeas, Katulampa, Bogor Timur beberapa waktu lalu.
Beberapa hari sebelumnya, telah dilakukan kegiatan menyusuri Ciliwung mulai dari bawah Jembatan Satu Duit, Warung Jambu, Bogor menuju delta di kawasan Sukaresmi, sepanjang 2 km.
Aktivitas itu bertujuan mewaspadai bencana alam, khususnya banjir lintasan di wilayah Kota Bogor dan mengobservasi bangunan-bangunan liar di sempadan sungai. Saat itu tim berhasil mengangkut sampah sekitar 100 karung atau tiga mobil pick-up.
“Paling banyak sampah rumah tangga, sampah masker juga banyak. Tapi dominasi sampah styrofoam,” ungkap Bima yang kemudian menjadi terinspirasi melakukan pengaturan penggunaan styrofoam.
Selanjutnya pada tanggal 10 November dimulai penyusuran aliran dan liku-liku Ciliwung sepanjang 70 km. Hari pertama penyusuran dimulai dari Sukaresmi di Bogor sampai di Depok untuk singgah bermalam.
Pada hari kedua dari Depok sampai Pintu Air Manggarai, tim dibantu perahu bermotor untuk memudahkan penyusuran karena alirannya sangat datar. Sesekali perahu motor yang ditumpangi tim, pun terganggu mesin mati karena tersumbat sampah.