Dari hasil penyusuran mulai dari Sukaresmi, Depok sampai Manggarai selama 16 jam tersebut, diperoleh gambaran tentang kondisi fisik, pencemaran dan kerusakan lingkungan yang diderita Ciliwung.
Pada ruas Bogor sampai dengan Depok, vegetasi pinggiran sungai relatif masih hijau. Kerusakan mulai terlihat dari Depok sampai Manggarai.
“Warga yang nyampah ke sungai dari Bogor sampai Depok ada 34 titik, tapi dari Depok sampai Jakarta, ada ratusan titik,” tutur Bima. Tim juga mencatat ada 11 pabrik tahu dari Bogor sampai Depok dan belasan lainnya dari Depok sampai Jakarta. Rata- rata mereka membuang limbahnya ke Ciliwung.
“Datanya ada, kami akan sampaikan ke pemerintah daerah masing-masing, juga ke Mas Anies (Gubernur DKI Jakarta),” ungkapnya beberapa saat setelah tiba di Pintu Air Manggarai pada Rabu 11 November.
Data itu memetakan semua titik yang menjadi persoalan bencana, baik timbunan sampah dan limbah lain serta bangunan yang melanggar sepadan sungai.
Selain itu, ia bermaksud menyampaikan hasil pengamatannya itu ke kementerian terkait dan Presiden Joko Widodo agar Sungai Ciliwung dapat perhatian untuk dilakukan normalisasi, sehingga vegetasinya kembali hijau dan dapat menyerap air dari hulu ke hilir serta meminimalisir luapan banjir.