BOGOR-RADAR BOGOR, Trend kasus positif Covid-19 yang terus meningkat, membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mulai menyiapkan alternatif Rumah Sakit (RS) darurat.
Hal itu disampaikan langsung Walikota Bogor Bima Arya. “Saya minta mulai disiapkan alternatif RS
darurat seperti Wisma Atlet di Jakarta, apabila situasi semakin tinggi lonjakannya. Artinya tidak cukup isolasi karantina untuk orang tanpa gejala, tetapi orang yang dengan gejala juga memerlukan perawatan. Harus disiapkan,” kata Bima Arya.
Bima Arya mengaku, tidak mungkin mengandalkan RS swasta untuk menambah ruang isolasi. Tidak itu saja, kata Bima, tidak mungkin juga RSUD dijadikan 100 persen untuk menangani Covid-19 karena
ada pasien umum lainnya juga yang harus dilakukan perawatan. Saat ini ada 200 pasien non-covid yang dirawat di RSUD Kota Bogor.
“Itu sangat tidak memungkinkan. Yang jantung bagaimana, yang diabetes bagaimana, yang cuci darah bagaimana, yang kanker bagaimana. Itu harus tetap kita rawat, itu tanggung jawab kita juga. Jadi saya minta tolong dicari tempatnya (RS darurat) atau jejaring dengan Kabupaten Bogor. Tidak bisa itu kalau kita hanya mengharapkan RS swasta untuk menambah itu. Nambahnya paling satu atau dua. Saya khawatir terjadi lonjakan, tidak menampung di mana-mana,” tandasnya.
Di tempat yang sama, Direktur Utama RSUD Kota Bogor dr. Ilham Chaidir menyatakan, pihaknya bisa menargetkan penambahan tempat tidur untuk perawatan Covid-19 hingga 120 unit. Namun, ada persoalan lain, yakni tenaga perawat yang bertumbangan karena tujuh bulan full bertugas.
“Kemarin kapasitas bisa 100, tapi karena SDM tujuh bulan terus full, ada yang sudah bertumbangan sakit. Jadi kondisinya saat ini merekrut pegawai kontrak yang baru untuk memenuhi 120 tempat tidur sesuai target. Target kita 120 tempat tidur, itu nomor dua paling banyak se-Jawa Barat,” kata dr. Ilham. (dka/c)