BOGOR – RADAR BOGOR, Nama – nama yang mengisi kursi Direksi Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Pakuan Kota Bogor masih dirahasiakan Wali Kota Bogor, Bima Arya.
Pengumuman nama itu, kata Bima, akan dibarengi dengan pelantikan hari ini Selasa (1/12/2020).
Bima mengaku, pelantikan perusahaan air ini akan dilakukan di wilayah yang paling bermasalah. Terutama dalam permasalahan pelayanan air bersih.
“Besok (hari ini,red) saja diumumkannya ya, sekalian pelantikan di tempat paling bermasalah soal air di Kota Bogor,” kata Bima kemarin pagi.
Penundaan pengumuman nama calon direksi itu, sambung Bima, agar saat pelantikan menjadi kejutan bagi semuanya.
Di samping itu, Bima bercerita, sebagai pemilik badan usaha tersebut, bukan hal yang mudah untuk menentukan tiga nama tersebut.
Bima juga mengaku, sempat meminta saran kepada direksi lama yakni Direktur Utama, Deni Surya Senjaya dan Direktur Teknik, Ade Syaban.
Tak hanya itu, pertemuan mereka yang terjadi pada Kamis (16/11/2020) lalu itu dimanfaatkan Bima untuk meminta bantuan Deni dan Ade agar tetap menyalurkan tenaganya untuk kemajuan Perumda Tirta Pakuan.
“Saya kira pak Deni dan pak Ade membangun karirnya dari nol di pdam, bagi saya prestasi mereka luar biasa, jadi saya meminta masukan dari mereka pdam kedepan seperti apa dan meminta kepada mereka dengan sangat hormat apabila berkenan menyumbangkan tenaga mereka di PDAM Kota Bogor dalam kondisi apapun. Diminta atau tidak diminta, mereka katakan siap,” ungkap Bima.
Diwawancara terpisah, Pengamat politik dan kebijakan publik dari Universitas Pakuan, Mihradi, menilai apa yang dilakukan Bima Arya dalam melantik pejabat sudah baik. Karena, memberikan kesan revolusi birokrasi.
Namun, ia mengingatkan, kalau semua kegiatan itu jangan hanya dijadikan gimmick semata. Harus ada reward and punishment kepada para pejabat yang sudah dilantik dan disumpah jabatan.
“Ini ide yang bagus agar pejabat bisa merasakan denyut nadi masyarakat. Tentu saja ini akan lebih bagus kalau ada berkelanjutan. Di mana saat melakukan tugas dipantau kinerjanya,” kata Mihradi.
Selain itu, Mihradi juga mengingatkan kepada Bima Arya, agar jangan melanggar protokol serah terima jabatan. Karena, kalau bicara inovasi ini sudah baik, jangan dicederai dengan pelanggaran protokol.
“Pemerintah Kota Bogor sudah banyak melakukan terobosan dan itu harus dipertahankan kalau bisa ditingkatkan. Melalui aplikasi si Badra salah satunya, dimana sensitivitas penerimaan informasi harus ditingkatkan,” pungkasnya. (dka/c)