
RADAR BOGOR – Mahasiswa Jurusan Teknologi Pangan, Universitas Djuanda (Unida) Bogor melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang merupakan bagian dari kegitan wajib dalam menempuh studi jenjang sarjana di Universitas Djuanda Bogor.
Pembimbing yang juga dosen Fakultas Ilmu Pangan Halal Universitas Djuanda sekaligus ketua pelaksana dalam kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat, Rosy Hutami berharap, mahasiswa mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang didapatkan di bangku kuliah pada masyarakat luas.
Kegiatan yang bertajuk Pendampingan Pembuatan Label bagi UMKM CIAWI untuk Meningkatkan Produktivitas UMKM di Kecamatan Ciawi merupakan bagian dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Dosen Universitas Djuanda Bogor.
Lebih lanjut ia mengatakan, bentuk KKN yang dilakukan adalah pemberian materi pelatihan secara luar jaringan oleh pada dosen dengan tetap menetapkan protokol kesehatan dan pendampingan pembuatan label oleh para mahasiswa yang melakukan KKN.
“Mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini Nadia Utama, Meizi Cfabi Firdaus, Pangesti Utami dan Aqila Nur L. Kegiatan ini berlangsung selama satu bulan yaitu antara pertengahan Oktober 2020 sampai dengan November 2020,” paparnya.
Menurut dia, pelatihan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkenalkan pelabelan kemasan yang baik dan benar sesuai Peraturan Pemerintah (PP) No 69 Tahun 1999 serta memperkenalkan cara mendesain label yang eye catching dan kekinian dengan menggunakan smartphone.
Selain itu, kata dia, untuk membangkitkan motivasi UMKM bahwa dengan memahami serta menerapkan label pangan yang benar akan berdampak pada keuntungan produsen.
Ia menambahkan, produk UMKM yang dibahas pada pelatihan ini antara lain makanan ringan seperti keripik singkong, keripik olahan singkong, keripik jamur, kue basah tradisional, cilok goreng instan, tape singkong, maupun kue kekinian seperti cake in jar, salad buah, kue ulang tahun, siap saji olahan kerang, soto khas bogor, nasi tutug ayam, minuman jahe bubuk, dan madu.
“Berdasarkan observasi mahasiwa dan produk pangan yang dihasilkan UMKM, pelabelan pangan yang baik dan benar belum diterapkan pada produk pangan UMKM Ciawi,” tuturnya.
Hal ini, dikarenakan adanya kendala biaya, kurangnya pemahaman mengenai aturan pelabelan, dan kurangnya keterampilan dalam mendesain label secara mandiri.
Masalah tersebut, ditanggapi oleh pemateri dalam pelatihan yaitu Siti Nurhalimah. Menurut dia, teknologi smartphone memudahkan masyarakat dalam mendesain label pangan sehingga tidak perlu menggunakan jasa orang lain.
Setelah peserta mendapatkan materi pelatihan, selanjutnya mendapatkan pendampingan pembuatan label oleh mahasiswa yang melakukan KKN, mulai dari penjelasan tentang komponen apa saja yang harus ada pada label dan desain label menggunakan aplikasi atau perangkat lunak yang memungkinkan digunakan oleh peserta UMKM.
“Pendampingan ini mendapatkan respon yang baik dari para peserta UMKM. Peserta berharap kegiatan semacam ini dapat berkelanjutan agar produktivitas dan mutu produk UMKM dapat meningkat dengan pendampingan dari pihak perguruan tinggi,” pungkasnya. (*/cok)