BOGOR-RADAR BOGOR, Perawakannya beragam. Ada yang nampak sehat dan gagah. Ada juga yang nampak ringkih. Usianya juga beragam. Ada yang tua, paruh baya, remaja hingga anak dan balita.
Mereka terbalut pakaian kumel, kusam. Berbalut dengan karung plastik putih bekas beras. Ada pula yang mengenakan gerobak seng. Kelompok masyarakat itu menyebut dirinya “manusia karung”. Sebagian disebut manusia gerobak.
Dihari Senin hingga Kamis, “manusia karung dan manusia gerobak” itu bekerja sebagai pemulung. Memungut sampah bernilai ekonomis. Seperti bekas air mineral dan kardus.
Namun memasuki hari Jumat hingga Minggu. Mereka beralih pekerjaan. Menjadi seorang pengemis. Namun, caranya tidak langsung meminta-minta seperti pengemis pada umumnya. Mereka memasang wajah memelas dengan duduk di pinggir jalan sembari menenteng karung.
Di Kota Bogor, jalan Ahmad Yani adalah tempat kerja mereka. Sejak Jumat pagi sudah berkumpul di sana (Jalan Ahmad Yani). Mereka berjejer. Mulai dari putaran Jalan Dadali hingga Air Mancur.
Bukan tanpa alasan. Hari Jumat dimanfaatkan mereka lantaran Jumat identik dengan banyaknya umat muslim yang bersedekah. Dihari Jumat, para manusia karung dan manusia gerobak ini panen sedekah dari para dermawan.
Sedangkan dihari Sabtu dan Minggu mereka memanfaatkan para wisatawan. Mereka berharap ibah dari para pelancong luar kota yang menghabiskan akhir pekan di Kota Bogor.
“Iya, tidak tiap hari. Hanya Jumat, Sabtu dan Minggu saja,” ucap Andi salah satu manusia karung saat ditemui radarbogor.id di Jalan Ahmad Yani, Kota Bogor, Jumat (4/12/2020).
Andi mengaku dirinya mengemis. Namun dirinya tidak pernah meminta-minta langsung. Dirinya hanya menerima siapa saja yang mau memberi. Namun, tidak bagi manusia karung anak-anak. Mereka tanpa sungkan meminta pada setiap orang yang menghampirinya.
Cara memintanya secara keroyokan. Lima sampai tujuh orang anak langsung mengerubungi kala ada satu anak yang mendapatkan uang dari para dermawan. Kondisi inipun menjadi pemandangan baru di Kota Bogor. Menjadi wisata bersedekah di Kota Bogor.
Melihat fenomena “manusia karung dan gerobat” tersebut, Satpol PP Kota Bogor akan berkordinasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bogor untuk melakukan penertiban dan pembinaan.
“Sedang dikoordinasikan untuk penanganannya. Supaya komprehensif, kita angkutin, follow up nya nanti dari Dinsos,” ujar Kasatpol PP Kota Bogor, Agustian Syach kepada radarbogor.id, Jumat (4/12/2020).(all)