Dihambat Banyak Persoalan, Proyek Jalan Raya Bomang Terus Digeber

0
33
Ilustrasi. Satu unit alat berat di proyek pembangunan jalan Bojonggede-kemang terus di kebut. Kamis (10/12/2020). Hendi/Radar Bogor
Satu unit alat berat sedang meratakan tanah proyek pembangunan jalan Bojonggede-Kemang, Kamis (10/12/2020). Hendi/Radar Bogor

CIBINONG-RADAR BOGOR, Faktor cuaca menjadi salah satu hambatan pengerjaan proyek fisik di Kabupaten Bogor. Apalagi beberapa pekan terakhir, sebagian besar wilayah Bumi Tegar Beriman diguyur hujan.

“Pembangunan fisik yang paling terkendala akibat hujan adalah pekerjaan jembatan dan pengairan,” ujaer Kepala UPT Jalan dan Jembatan Wilayah I Cibinong, Agus Sukwanto kepada Radar Bogor, Kamis (10/12/2020).

Ada tiga pekerjaan kontruksi yang diperkiraan menjadi luncuran pada awal tahun 2021, pertama proyek jembatan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong, kedua proyek Pembuatan Jalur Pedestrian Jalan Kandang Roda-Pakansari.

Ketiga, yang akan mengalami luncuran yakni proyek pembangunan Jalan Bojonggede-Kemang (Bomang) yang tengah dikerjakan PT Mulya Giri. “Tentunya menjadi kendala (cuaca, red), termasuk keterlambatan proses pelelangan karena menyesuaikan jadwal lelang karena pandemi Covid-19,” ujar Agus.

Agus mengatakan, untuk pekerjaan kontruksi sampai saat ini terus digeber, dan dinas terus melakukan monitoring progres perkembangan di lapangan. Pengerjaan jalur lambat Bomang sendiri saat ini terus berjalan, dan sudah masuk pada segmen tiga yang berada di Kecamatan Tajurhalang.

Agar pengerjaan tepat waktu, PT Mulya Giri membangun unit batching plant (produksi beton) di lokasi pembangunan. ”Untuk mempercepat pekerjaan selain membangun unit batching plant, juga ada penambahan unit alat berat,” papar pria yang akrab disapa Apuy ini.

Belakangan diketahui, keberadaan batching plant mendapatkan penolakan dari warga. Sedangkan untuk tahun 2021, selain membangun jalan, ada pula pembangunan jembatan maupun flyover di beberapa titik Jalan Raya Bomang.

”Pembangunan ini dibutuhkan untuk melewati sungai dan situ sepanjang Jalan Raya Bomang, total ada tiga jembatan dan satu flyover. Insya Allah, selain dana tidak ada kendala lain karena seluruh lahan jalan ini sudah dibebaskan,” katanya.

Sejak awal Oktober, proyek pembangunan Jalan Bomang ini mulai di­kerjakan PT Mulya Giri sela­ku penyedia jasa. Dengan dimulainya pembangunan Jalan Raya Bomang, maka Pemkab Bogor berharap jalan ini bisa tembus Jalan Raya Tegar Beriman pada akhir 2020.

Untuk mengantisipasi faktor cuaca, Agus meminta agar pelaksana proyek lebih jeli mengatur jadwal dan waktu saat pengerjaan di lapangan, sehingga pekerjaan dapat dikerjakan. Selain itu, mengoptimalkan volume pengiriman material beton dengan cara menambah banyak material.

“Pekerjanya juga harus lebih banyak, agar luncuran tidak terlalu banyak, minimal mencapai 85 hingga 95 persen pada akhir Desember 2020,” katanya.

Sementara itu, Pelaksana Proyek PT Mulya Giri, Agus Prayitno mengatakan, faktor cuaca memang menjadi tantangan tersendiri dalam mengerjakan jalur lambat proyek Bomang.

Meski intensitas hujan relatif tinggi, pekerjaan di lapangan tetap dilakukan hanya menggeser waktu pengerjaan saja saat hujan. “Justru akses semakin dimudahkan, warga juga turut membantu, mulai dari RT/RW, lingkungan, warga di perumahan. Alhamdulillah,” katanya.

Saat ditanya penolakan warga batching plant, dirinya mengaku pada setiap pekerjaan dipastikan ada yang pro dan kontra. “Kemarin kita luncurkan beberapa puluh ton dari Cisauk, aman. Intinya sebagian warga mendukung apa yang sedang kami kerjakan,” tukasnya.(ded)