BOGOR – RADAR BOGOR, Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Bogor masih terbilang tinggi. Pembatasan Sosial Berskala Mikro dan Komunitas (PSBMK) yang akan berakhir 22 Desember nanti kemungkinan akan kembali ditingkatkan statusnya.
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti awal pandemi bakal jadi opsi. Hal itu ditegaskan Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim.
“Kalau memang keadaan bertambah gawat, itu akan ada langkah-langkah khusus dari satgas. Untuk bagaimana berupaya untuk mengerem lagi penyebaran kasus positif,” aku Dedie pada radarbogor.id, Rabu (16/12/2020).
Wacana PSBB total itu juga melihat semakin menipisnya ketersediaan kasur bagi pasien Covid-19 Kota Bogor. Disamping dengan meningkatnya jumlah pasien.
Dedie mengungkapkan, keputusan pembatasan sosial model seperti apalagi yang akan diterapkan di Kota Bogor akan diiumumkan pada 22 Desember mendatang. Saat PSBMK berakhir.
Dari data yang ada, kata Dedie, dari 455 ketersediaan kasur atau bed bagi pasien Covid-19 di seluruh rumah sakit rujukan covid, saat ini sudah terisi 80 persen.
Padahal jika merujuk pada rekomendasi World Health Organization (WHO), maksimal keterisian bed tidak boleh lebih dari 60 persen.
“Kalau dilihat dari standar WHO, ini sudah genting. Apalagi kasus positif yang aktif sekarang mendekati 600 kasus. Sedangkan jumlah bed hanya 455 saja,” kata Dedie.
Dedie pun mengungkapkan, salah satu skenario yang saat ini tengah disiapkan adalah menjadikan GOR Padjajaran sebagai tempat isolasi pasien Covid-19.
Hanya saja, dalam persiapannya perlu dimatangkan. Mulai dari persiapan nakes, dokter dan alat kesehatan yang dibutuhkan untuk menangani pasien Covid-19.
“Ini lagi dihitung betul, karena sama saja nanti. Misalnya kapasitas 70 kasur, kan harus ada dokter, ada perawat. Kemudian harus bikin filter, harus bikin sanitasi khusus, bikin saluran pembuangan limbah. Nah Itu yang lagi dihitung,” jelas Dedie. (dka)
