Cari Korban Longsor, Tim DVI Polres Bogor dan Polda Jabar Ambil DNA Keluarga Korban

0
94
Tim DVI Polres Bogor dan Biddokkes Polda Jabar turun tangan untuk melakikan pengambilan sample pembanding DNA korban yang belum diketemukan, Sabtu (4/1/2020)
Tim DVI Polres Bogor dan Biddokkes Polda Jabar turun tangan untuk melakikan pengambilan sample pembanding DNA korban yang belum diketemukan, Sabtu (4/1/2020). Humas Polres Bogor

SUKAJAYA-RADAR BOGOR, Tim gabungan terus berusaha mencari korban longsor di Kecamatan Sukajaya dan Cigudeg, Kabupaten Bogor, yang hingga sekarang belum juga ditemukan pasca bencana pada Rabu (1/1/2020) lalu.

Proses evakuasi dan pencarian korban bencana longsor kambali dilanjutkan, Sabtu (04/01/2020). Tim DVI Polres Bogor dan Biddokkes Polda Jabar turun tangan untuk melakikan pengambilan sample pembanding DNA korban yang belum diketemukan.

Tercatat tiga orang warga Kampung Pasir Harapan, Desa Harakat, Kecamatan Sukajaya, yang belum diketemukan keberadaannya karena sulitnya medan dan cuaca yang terus menerus hujan hingga hari ini.

Tim DVI Polres Bogor yang dipimpin ASN Penata Tk 1 Dr. Elynda Vidiyana Ekawati dan Tim DVI Biddokkes Polda Jabar yang dipimpin dr Reza Bayu melakukan pengambilan sample DNA sebagai pembanding apabila nanti ditemukan korban.

“Kami bersama dengan Tim DVI Biddokes Polda Jabar melakukan pengambilan sample DNA kepada para keluarga korban. Pengambilan sample DNA ini, salah satunya lewat Buccal Swab sebagai Sumber Data Primer untuk Identifikasi Korban,” ujar Dr. Elynda yang disampaikan lewat Humas Polres Bogor, Sabtu (4/1/2020).

Data Primer, sambungnya, diambil dari sidik jari, DNA dan bentuk gigi geligi odontogram, sedangkan untuk data sekunder itu berdasarkan tanda tanda fisik di Korban semasa hidup.

Misalnya bekas luka, tahi lalat, tanda lahir seperti tatto dan tanda fisik yang khas semasa hidup. Pengambilan DNA untuk data primer ini diambil dari orang tua kandung atau saudara kandung.

Elynda mengatakan, tindakan pengambilan data pembanding DNA ini bertujuan untuk membantu analisa identitas korban bencana. “Apalagi para korban ini kan sudah tertimbun lebih dari 4 hari sehingga untuk proses identifikasi korban sudah sangat sulit sekali,” ucapnya.(pin/*)