SDN Cileuksa 2 Rusak Parah, Guru Pulang Kampung Karena Trauma

0
430
SDN-Cileuksa
Kondisi SDN Cileuksa 2 yang tertimbun longsoran.
SDN-Cileuksa
Kondisi SDN Cileuksa 2 yang tertimbun longsoran.

SUKAJAYA-RADAR BOGOR, Longsor yang meluluhlantakan wilayah Kecamatan Sukajaya, juga merusak gedung sekolah dasar. Ya, bangunan SDN Cileuksa 2, Desa Cileuksa mengalami rusak parah, berikut ruang perpustakaan.

Hingga Kamis (9/1/2020), kegiatan belajar mengajar (KBM) terhenti. Pihak sekolah terpaksa meliburkan sementara dan para murid masih berada di pos pengungsian.

Koordinator Pelayanan Satuan Pendidikan Formal dan Informal, Kecamatan Sukajaya, Aden Juanda menurutkan, dampak longsor tersebut menghancurkan tiga ruang kelas, bersama ruang guru dan kantor, serta ruang perpustakaan.

Begitu juga dengan data-data di sekolah dan anak didik tertimbun. Beruntung saat terjadi bencana longsor, kondisi sekolah kosong karena masih libur.

Rencananya, kata Aden, SDN Cileuksa 2 bakal direlokasi ke tempat yang lebih aman, yakni lahan yang berada diatasnya.

“Hanya saja belum mendapat persetujuan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor,” katanya kepada Radar Bogor.

Sementara itu, data Pelayanan Satuan Pendidikan Formal dan Informal Kecamatan Sukajaya (dulu UPTD Pendidikan, red) sekolah yang mengalami rusak parah yakni SDN Cileuksa 2 di Kampung Cileuksa, Desa Cileuksa.

Sedangkan sekolah yang terancam longsor yaitu SDN Cileuksa 1, 3, 4, dan 5. Kemudian SDN Banar 2, SD Banar 3, SDN Kompa di Desa Sukamulih, serta SD Calincing.

“Jumlah sekolah rusak masih bersifat sementara. Sebab, masih banyak pihak sekolah yang belum melaporkan kondisi di wilayahnya masing-masing. Hal itu karena akses ke lokasi masih tertimbun longsor, jaringan komunikasi dan listrik belum stabil,” tambahnya.

Ditempat berbeda, Kepala SDN Cileuksa 2, Junaedi Abdullah menyebutkan, ada dua unit bangunan sekolah, terdiri enam ruang kelas, perpustakaan, dua kantor rusak parah.

Dinding bangunan dan kaca jendela jebol. Atap bangunan nyaris ambruk dan seluruh sarana dan prasarana, seperti mebeuler, lemari dan rak buku rusak parah, tertimpa material lumpur bebatuan.

“Hingga kini sekolah belum diketahui kondisinya. Karena sampai saat ini, guru yang tinggal dekat sekolah kembali ke kampung halamannya akibat trauma,” singkat Junaedi. (*/unt)