MEGAMENDUNG–RADAR BOGOR,Sejumlah warga terdampak proyek Bendungan Ciawi di Megamendung merasa tidak mendapatkan untung dari kompensasi yang mereka terima. Pasalnya, harga pembangunan rumah di lokasi yang baru lebih besar dibandingkan dari yang mereka terima.
Rugi bahkan nombok dilontarkan salah satu warga, Edi Junaedi, yang tinggal di Kampung Pasir Purut RT 01/07 Desa Gadog, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.
Menurutnya, uang ganti yang diberikan pemerintah nyatanya tidak cukup untuk membangun rumah kembali. ’’Saya nombok bahkan untuk membangun. Saya dapat Rp600 juta, tapi saya bangun rumah Rp680 juta,” bebernya kepada Radar Bogor, kemarin (10/1).
Tidak hanya itu, pemerintah juga tak mempertimbangkan efek lain yang bakal diterima warga, dengan berpindahnya rumah mereka. Salah satunya mata pencarian. Karena, kata dia, saat ini warga di sana mayoritas bermata pencaharian sebagai petani.
’’Dengan berpindahnya Kampung Pasir Purut, warga mengalami kesulitan dalam menentukan mata pencaharian yang baru,” tambah Edi.
Menanggapi hal itu, ketua RT 01/07 Kampung Pasir Purut, Anto mengungkapkan, hanya sebagian warga yang merasa uang ganti lahan mereka kurang. Kebanyakan dari mereka bahkan bisa banyak membeli rumah.
Bahkan, lanjutnya, ada warga yang tadinya dalam satu rumah ditinggal lebih daru satu kepala keluarga (KK). Kini mereka bisa pisah dengan rumah masing-masing. ’’Yang terpenting, lokasi yang sekarang lebih mana atau tidak rawan bencana,” tegasnya.
Menambahkan, Camat Megamendung, Endi Rismawan pun mengaku, tak mendengar adanya keluhan warga terkait nominal kompensasi yang didapat. Memang, kata Eris –sapaan akrabnya– bahwa kompensasi warga saat ini rata-rata baru 98 persen. ’’Tapi tak ada keluhan mengenai itu (kompensasi kurang, red),” ungkapnya.
Mengenai dua persen lainnya, ia mengatakan, pencairan tersebut masih dalam proses verifikasi. ’’Berkas masih diverifikasi, sisanya yang dua persen lagi,” tambah Eris.
Sementara untuk perkembangan pembangunan bendungan, kata Eris, pihaknya tidak bisa memastikan perkembangan terkini. ’’Sudah berapa persen saya belum bisa pastikan. Nanti akan saya cek langsung ke lapangan,” tutupnya.(cr2/c)