BOGOR-RADAR BOGOR, Pemerintah (Pemkot) Kota Bogor menargetkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Hujan meningkat signifikan di tahun ini.
Hal itu seiring meningkatnya penerimaan pajak di 2019, sebesar Rp967 miliar. Padahal, target penerimaan yang ditetapkan 2019 sebesar Rp644 miliar.
Karena itulah, politisi PAN ini meminta Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Bogor agar menaikkan target PAD di 2020 menjadi Rp1,083 triliun.
Untuk 2020 target pajak Rp733 miliar dan total PAD sebesar Rp 1,083 triliun dan perbandingannya 67,68 persen.
Bima menjelaskan, pendapatan daerah Kota Bogor terus dievaluasi agar lebih baik, terakhir tahun lalu pendapatannya mencapai 107 persen. Artinya lebih baik jika dibandingkan tahun sebelumnya.
“Ke depan akan lebih fokus pada sektor Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE) dan jasa pariwisata,” ujar Bima.
Sehingga, kata dia, Bapenda mampu menangkap potensi pajak yang hadir dari hotel dan restoran melalui berbagai kegiatan yang ada di Kota Bogor.
“Saya minta untuk melakukan analisis-analisis dan penguatan di sektor mana saja,” ujarnya.
Bima juga bakal memulai penataan ulang reklame spanduk, sehingga ke depan tak bisa sembarangan memasang spanduk di sembarang tempat.
“Akan diatur secara bertahap, titik-titik LED dan lain-lainnya, masterplane tahun 2017 sudah ada tapi harus diupdate lagi,” ujar dia.
Di sisi lain, Kepala Bapenda Kota Bogor, Deni Hendana menjelaskan, target PAD khususnya pajak daerah meningkat, untuk tahun ini ditargetkan harus mencapai Rp733 miliar.
“Untuk pajak daerah jika dibandingkan dengan total PAD kontribusinya hampir 65 persen, tahun lalu lebih tinggi yakni 71 persen, realisasi pajak daerah terhadap PAD,” katanya.
Tahun ini, kata dia, Bapenda menargetkan penerimaan pajak BPHTB sebesar Rp198 miliar, naik Rp25 miliar dari tahun sebelumnya, yang menargetkan Rp173 miliar. Untuk sektor pajak restoran dari Rp136 miliar kini targetnya menjadi Rp161 miliar, artinya naik sekitar Rp35 miliar.
Deni menambahkan, berdasarkan arahan wali kota, agar dilakukan pendataan dan pendaftaran wajib pajak mengingat untuk restoran banyak perkembangan di wilayah Kota Bogor, tempat-tempat kuliner juga semakin bertambah.
Di sisi lain, pendapatan pajak reklame di Kota Bogor mengalami stagnan selama dua tahun terakhir. Ia menyebut reklame di Kota Bogor semakin kalah bersaing dengan media reklame melalui media sosial.
Tahun lalu Deni menyebutkan jika pendapatan dari sektor reklame berkisar Rp13 miliar. Bapenda Kota Bogor tak berani menaikkan target terlalu tinggi pada sektor pajak reklame, lantaran mulai kalah bersaing dengan media iklan melalui daring, baik iklan langsung ke platform media sosial maupun melalui publik figur ber-follower banyak seperti para selebgram. Di tahun ini targetnya hanya Rp13,6 miliar.
“Kenaikan ini basisnya dari kebutuhan pembangunan yang terus dicanangkan wali kota di tahun ini, makanya target pendapatan pajak naik signfikan, tahun lalu kan murni ke Rp620 miliar, kini menjadi Rp733 miliar jadi hampir Rp113 miliar kenaikannya,” jelas Deni.
Lanjutnya, peningkatan target dari sektor pajak saat ini paling tinggi jika dibandingkan target pada lima tahun terakhir,” ucapnya. Untuk itu, kata dia, pihaknya bakal menguatkan pengawasan kebocoran pajak dari semua sektor.
“Yang pertama antara omset dengan laporan yang sebenarnya harus benar, jangan sampai melaporkan yang tidak sesuai, kita harus uji kebenarannya dengan pemeriksaan dan alat perekam transaksi elektornik, uji potensi beberapa,” tukasnya. (ded/c)