Awal Tahun Puncak Sepi Wisatawan, Okupansi Merosot 30 Persen

0
202
Jalur Puncak, Kabupaten Bogor, tanpa lengang, Sabtu (14/12/2019) siang.
Jalur Puncak, Kabupaten Bogor, tanpa lengang.

PUNCAK–RADAR BOGOR, Bencana tak hanya dialami warga disejumlah titik bencana di Kabupaten Bogor. Bencana lain juga dialami para pengelola hotel di kawasan puncak. Pasalnya, awal tahun ini, okupansi mereka merosot hingga 30 pesen.

Penurunan tersebut dilihat dari okupansi awal tahun 2019 lalu. Data tersebut diungkapkan Ketua Litbang PHRI Kabupaten Bogor, Sofian. Katanya, berbeda dengan awal tahun sebelumnya, di 2019 tingkat pengunjung hotel mencapai 60-70 persen.

“Pada awal tahun 2020, tingkat okupansi hotel sekitar 40 persen. Lumayan turun, karena sepi, ” ungkap Sofian kepada Radar Bogor, Minggu (12/1/2020).

Menurutnya, penurunan tersebut dikarenakan beberapa faktor. Salah satunya karena banyaknya musibah yang terjadi di wilayah Kabupaten Bogor.

Ditambah cuaca ekstrim yang terjadi di wilayah Puncak dan sekitarnya. Membuat wisatawan berpikir kembali untuk berlibur ke kawasan Puncak.

Sofian beranggapan, masyarakat masih berfikir ulang untuk berlibur di kawasan puncak, karena puncak juga menjadi wilayah yang langganan terkena bencana alam. Misalnya saja tanah longsor dan lainnya.

“Masa habis liburan sekolah juga mempengaruhi penurunan tersebut,” ujarnya.

Faktor lainnya, Sofian menambahkan, di awal tahun, instansi-instasi, baik itu perusahaan swasta ataupun pemerintahan belum melakukan kegiatan-kegiatan meeting yang biasa dilakukan di hotel-hotel di kawasan puncak.

Mantan anggota DPRD Kota Bogor tersebut juga mengatakan, penurunan okupansi ini biasanya akan kembali normal pada awal Maret mendatang.

“Karena awal tahun ada hari raya imlek dan juga hari valentine, yang biasanya meramaikan hotel-hotel puncak di akhir pekan,” pungkasnya.

Tak hanya hotel, tempat-tempat wisata di kawasan puncak juga mengalami pemurunan pengunjung. Menurut Staf Humas Kebun Raya Cibodas, Dwi Novita Puspitasari, jumlah kunjungan di tempatnya mengalami penurunan sebanyak 50% atau sekitar 500 orang perharinya.

Penurunan tersebut, menurutnya sudah terjadi sejak November 2019, bertepatan dengan masuknya musim penghujan di wilayah Bogor. Meskipun angka kunjungan tetap ada, penurunan ini terjadi setiap tahunnya ketika masuk musim penghujan.

“Ada penurunan angka kunjungan karena masuk musin hujan. Penurunan sekitar 300 – 500 orang,” pungkasnya. (cr2/c)