Warga Terdampak Double Track di Bogor Selatan Mulai Tinggalkan Rumah

0
11883
Double-Track
Salah satu kawasan di Kecamatan Bogor Selatan yang dilintasi proyek jalur double track KA Bogor-Sukabumi. Nelvi/Radar Bogor
Double-Track
Salah satu kawasan di Kecamatan Bogor Selatan yang dilintasi proyek jalur double track KA Bogor-Sukabumi. Nelvi/Radar Bogor

BOGOR-RADAR BOGOR, Warga terdampak proyek pembangunan double track atau jalur ganda Bogor-Sukabumi sudah mulai meninggalkan tempat tinggalnya.

Hal ini diungkapkan Camat Bogor Selatan, Hidayatulloh. Kepada Radar Bogor, warga terdampak sudah mengosongkan tempat tinggalnya.

Berdasarkan hitung-hitungan jumlah area yang terdampak, kata dia, Kecamatan Bogor Selatan menjadi wilayah terdampak paling banyak.

Berdasarkan hasil apraisal Dirjen Perkeretaapian, terdapat 1.965 bangunan terdampak, dengan anggaran yang disiapkan Rp44,1 miliar untuk biaya kerahiman.

“Warga sudah mengosongkan rumahnya, mereka tersebar ada yang ke rumah sanak saudara, ada pula yang ngontrak, sambil mencari lahan baru untuk dibangun rumah,” ujarnya.

Saat ini Pemkot Bogor memberikan angin segar bagi warga terdampak, dibawah instruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, keinginan warga terdampak untuk memiliki rumah baru, bisa direalisasikan.

Sebab, Pemerintah Kota Bogor saat ini tengah mengajukan permohonan pembangunan rumah melalui program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).

“Memang tidak semua, Pemkot sudah mengajukan titik lahan dan luasnya. Nanti tinggal menunggu hasil perhitungan dari Kementerian PUPR saja,” ucapnya.

Terpisah, Wakil Walikota Bogor, Dedie A Rachiem menerangkan, ada beberapa opsi ganti rugi yang bisa dilakukan, yaitu ada yang melalui bantuan RTLH dan ada pula yang melalui BSPS.

“Walau jumlah belum tahu yang penting kita dorong dulu agar pemerintah pusat tau kalau ini ada program strategis nasional. Mereka harus peduli juga,” pintanya.

Sedangkan opsi untuk memindahkan warga ke Rusunawa, kecil kemungkinan bisa dilakukan. Warga enggan pindah dari wilayah Bogor selatan dengan mempertimbangkan jarak sekolah yang terlalu jauh dan berbagai aspek lainnya yang dianggap merugikan. (ded)