BOGOR – RADAR BOGOR, Sebaran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kota Bogor sangat melimpah. Hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi Dinas Koperasi (Diskop) untuk membukukan peningkatan omset hingga Rp68 miliar dalam setahun.
Omset tersebut bukan semata-mata dikantongi langsung Diskop Kota Bogor. Omset itu berasal dari seluruh UMKM di bawah binaan Diskop. Masing-masing UMKM diharapkan menunjukkan peningkatan kualitas dan pengembangan usaha.
Meski baru pertama kali, Kabid UMKM Diskop Kota Bogor, R Medi Sandora menilai, target tersebut sebenarnya terbilang tidak cukup berat dari segi nominalnya. Apalagi, pihaknya kini mengantongi data sekitar 22.712 UMKM.
Artinya, lanjut Medi, kenaikan omset masing-masing UMKM minimal menyentuh angka Rp3 juta per tahun. Lebih spesifik lagi, hanya Rp250 ribu per bulan.
“Salah satu strategi kita dengan perluasan pasar produk melalui bazaar. Bisa juga dengan mengoptimalkan pelatihan SDM (Sumber Daya Manusia, red), peningkatan kualitas produk, hingga memperkenalkan teknologi kepada para pelaku usaha (untuk semakin efektif memasarkan produknya),” terangnya saat dikonfirmasi Radar Bogor, Minggu, (26/1/2020).
Hanya saja, tantangan berat justru melalui proses monitoring terhadap UMKM sebanyak itu. Medi mengakui hanya punya sedikit SDM untuk mengawasi kenaikan omset masing-masing UMKM secara manual.
Tentunya butuh bantuan aplikasi pendataan otomatis untuk menangani pengawasan tersebut. Oleh karena itu, pihaknya bakal meluncurkan sebuah aplikasi untuk mempermudah monitoring dan menghitung omzet.
“Updating data dulu dengan menurunkan 34 surveyor se-Kota Bogor. Lalu data itu masuk aplikasi. Nanti aplikasi itu juga perlu disosialisasikan agar digunakan pelaku usaha dan omsetnya agar terisi. Kami akan mulai rapat, Selasa (besok),” terangnya.
Tentu saja, pengelolaan data UMKM harus valid dan akurat. Pihak Diskop telah memiliki data dari sebagian pelaku usaha di Kota Bogor.
Sayangnya, pendataan itu belum diperbaharui dalam rentang lima tahun terakhir. Oleh karena itu, tugas mengawali tahun 2020 bakal menyasar pembaharuan terhadap data-data tersebut dengan menurunkan timnya ke lapangan.
Kasi Penguatan dan Pengembangan UMKM Diskop Kota Bogor, Nana Supriatna pun membenarkan, update data UMKM menjadi tugas awal untuk mencapai target omzet tersebut.
Mereka juga sedang menggelar kompetisi UMKM untuk membantu proses pendataan. Itu sekaligus membantu pengembangan kualitas UMKM melalui pembinaan intensif dari Diskop Kota Bogor.
“Istilahnya kita update data-datanya. Bisa bertambah, atau malah berkurang. Karena bisa jadi ada usaha yang sudah tidak beroperasi lagi, tentu akan kita coret. Selain itu, update data ini juga untuk mendukung pembuatan aplikasi baru yang nantinya melibatkan seluruh UMKM,” tambah Kasi Penguatan dan Pengembangan UMKM Diskop Kota Bogor, Nana Supriatna. (mam/c)