Naik Kelas, Gemblong Didorong Jadi Kuliner Khas Puncak

0
599
Gemblong
Salah satu pedagang asongan gemblong yang biasa jualan gemblong di jalur puncak.
Gemblong
Salah satu pedagang asongan gemblong yang biasa jualan gemblong di jalur puncak.

BOGOR–RADAR BOGOR, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor, melalui Forum UMKM Cisarua bakal mendorong kuliner gemblong agar naik kelas.

Melalui kelompok usaha makanan dan minuman yang digagas Kementerian Perindustrian dan Perdagangan RI, nantinya gemblong akan dijadikan kuliner khas asli Puncak, Bogor.

Menurut Ketua Forum UMKM Cisarua, Sonny Jayagiri, gemblong akan dijadikan brand ambassador kuliner khas Puncak Bogor. Untuk itu, pihaknya terus melakukan inovasi dalam hal peningkatan kualitas dan daya tarik dari makanan tradisional tersebut.

Jadi brand ambassadornya Cisarua, kebetulan jalurnya (produksi, red) masuk ke Taman Safari. Dari sini kita coba beresin kemasannya,” ungkapnya kepada Radar Bogor, Rabu (5/2/2020).

Dalam membentuk kelompok usaha makanan dan minuman itu, Sonny menjelaskan, gemblong sebagai dasar dari proyek pertama.

Nantinya, gemblong akan dieksplore mulai dari cara pengolahan, sterilisasi, packaging, seperti plastik kemasan, agar lebih iconik. Yang diharapkan dapat mengangkat kuliner asli Cisarua tersebut.

“Gemblong ini belum naik kelas, kalau sudah naik kelas sudah bukan beli di jalanan lagi ketika macet. Ada sentralnya, khususnya banyak produksi gemblong di Tegal Batu, Cibereum,” jelasnya.

Nantinya, ia meneruskan, akan diadakan pelatihan warga dari Kementerian Perindustrian dan Perdagangan RI, khususnya untuk makanan dan minuman dan gemblong yang akan menjadi tema utama.

Forum UMKM Cisarua berniat mendorong UMKM di Cisarua memiliki basic sektoral di setiap wilayah seperti di Cibereum dengan gemblongnya.

“Karena Cisarua ini penyanggah pariwisata, kalau tidak menghidupkan UMKM di sini, ini akan menjadi garing dan kalah dari wilayah lain,” katanya.

Sementara, Camat Cisarua, Deni Humaedi mendukung hal tersebut. Menurutnya, warga Cisarua harus belajar dari Kota Sukabumi dengan Moci Kaswarinya. Yang saat ini harganya sudah begitu mahal. Gemblong yang saat ini belum setingkat dengan Moci Sukabumi, menurutnya harus ada peningkatan dari segi kualitas.

“Yang namanya gemblong puncak berbeda dengan gemblong yang lain, dan ini yang harus dijual,” ujarnya usai rapat Minggon di Kantor Desa Cibereum, Cisarua. (cr2/c)