BOGOR – RADAR BOGOR, Pelaksanaan seleksi CPNS untuk peserta asal Kota Bogor tersisa satu pekan.
Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) berbasis Computer Assisted Test (CAT) itu dipastikan harus steril dari joki maupun barang-barang berbau supranatural, seperti jimat.
Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), M Taufik menegaskan, hal-hal semacam itu sudah menjadi antisipasi sejak awal.
Apalagi, proses memasuki ruangan tes juga terbilang sangat ketat. Peserta sama sekali tak diperbolehkan membawa perangkat lain, kecuali kartu identitas atau tanda pengenalnya.
“Sebenarnya tidak ada aturan yang tidak memperbolehkan (jimat atau semacamnya), hanya saja kita meminimalisir segala kemungkinan yang ada. Apalagi, kan antara IT (komputer) dengan supranatural sudah tidak nyambung. Peserta seharusnya percaya dengan kemampuannya sendiri,” paparnya, saat dijumpai Radar Bogor di kantor BKPSDM, Rabu (12/2/220).
Pihaknya juga mengantisipasi kemunculan joki yang biasanya menggantikan peserta menjalani tes.
Peserta diwajibkan membawa kartu peserta bersama kartu identitasnya, baik KTP maupun berupa surat keterangan (suket) agar bisa memasuki ruang tes.
Menurut Taufik, adanya joki atau calo sudah bisa ketahuan dari proses pemilahan di pintu masuk itu.
“Selama ini (dari tahun sebelumnya), alhamdulillah tidak ada joki. Jangankan calo, malah kita-kita saja (yang panitia) tidak boleh ikut masuk di ruangan. Nanti pergantian sesi baru bisa masuk untuk persiapan berikutnya,” terang Taufik mantan Kabag Tata Pemerintahan Setda Kota Bogor ini.
BKPSDM Kota Bogor sendiri menerjunkan 30 personelnya untuk mengamankan proses seleksi, yang berlangsung di Cibinong, Kabupaten Bogor, pada 19 Februari mendatang.
Tes SKD untuk peserta asal Kabupaten Bogor berlangsung di tempat yang sama. Berselang satu hari, pihak BKPSDM Kota Bogor akan langsung bergiliran mempersiapkan lokasinya.
Taufik pun berharap, tak ada kendala selama berlangsungnya tes SKD tersebut. Tak hanya sarana dan prasarana. Fokus utama terkait kelangsungan jaringan karena menggunakan komputer.
Meski begitu, pihaknya bercermin pada pelaksanaan tes yang sementara berlangsung di Kabupaten Bogor, sejak 6 Februari lalu.
Sejauh ini, tak ada kendala yang cukup signifikan mengganggu jalannya tes yang diikuti 21 ribu peserta itu.
“Standar kita memang untuk meminimalisir kendala yang ada, memaksimalkan SSM, kesiapan sarana dan prasarana, infrastruktur. Terlebih jaringan internet. Terbukti, sampai hari ini tes Kabupaten (Bogor) berjalan lancar,” terangnya lagi.
Kabid Mutasi, Disiplin, dan Kesejahteraan (MDK) BKPSDM Evandhy Dahni pun jauh hari sudah mengimbau kepada semua peserta untuk mempersiapkan diri. Pihaknya rutin menyosialisasikan terkait tes SKD itu di media sosial.
Peserta bisa rutin mengecek di website atau pun media terkait agar tidak kecolongan pas hari pelaksanaan.
“Kita juga imbau kepada peserta agar hadir sejam sebelum pelaksanaan. Karena tidak ada toleransi untuk keterlambatan mereka. Jadi, kalau telat, secara otomatis langsung gugur,” tegasnya.
Sementara itu, salah satu Psikolog Retno Lelyani menganggap kepercayaan terhadap jimat seharusnya dibuang jauh-jauh para peserta.
Menurutnya, jimat itu tak secara langsung bisa membuat kemampuan peserta meningkat.
Jika percaya pada jimat, peserta justru rugi dua kali. Rugi karena membelinya cukup mahal, namun tak menjamin kelulusan pula.
Bukan jimatnya yang membuatnya hebat. Tapi kepercayaan bahwa dirinya sekarang hebat. Itu yang mendorong kemampuan peserta.
“Secara teori kemampuan otak kita seperti yang kita perintahkan. Jika kita katakan hebat, kita mampu, maka otak kita akan mampu,” beber Retno, yang menyayangkan masih adanya peserta yang masih mempercayai hal tak mendasar seperti itu. (mam/c)