PKL Jalan Pedati dan Lawang Saketeng Kekeuh Minta Tunda Relokasi

0
210
PKL jalan Pedati
PKL jalan Pedati

BOGOR-RADAR BOGOR,Pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di kawasan belum menemukan kata sepakat rencana relokasi yang akan dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.

Pantauan Radar Bogor, rapat tersebut dihadiri langsung Direktur Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Pakuan Jaya (PPJ) Kota Bogor, Muzakir di kantor Kelurahan Gudang, Juma (14/2). Sebagian PKL memilih untuk meninggalkan kantor kelurahan lantaran pembahasan rapat tersebut, tak mengakomodir keinginan pedagang.

Muzakir mengungkapkan, ada beberapa informasi yang miskomunikasi yang ditangkap pedagang, tetapi pihaknya memastikan untuk menyiapkan tempat relokasi bagi para pedagang malam dan pedagang siang di Jalan Pedati dan Lawang Saketeng untuk ditempatkan di Pasar Bogor.

“Jadi totalnya ada 693 pedagang, selama ini kan ada 200 pedagang yang berbagi (lapak,red), jadi siang dipakai untuk pedagang A, dan malam dipakai untuk pedagang B. Kami siapkan konsep yang sama di Pasar Bogor seperti itu,” ujar Muzakir kepada Radar Bogor.

Konsep seperti itu, kata dia, terpaksa harus dilakukan Perumda PPJ untuk menampung ratusan pedagang agar bisa berjualan di Pasar Bogor. “Kan kita gak cukup tempatnya, sedangkan eksisting lapak di Pasar Bogor itu hanya menampung hingga 400-an pedagang. Sebenarnya, dari data secara keseluruhan sudah clear,” ucapnya.

Hanya saja, jika dibahas dalam rapat ini tidak ada titik temunya, sehingga ia mengusulkan untuk membahas teknis di dalam forum yang lebih kecil, sebelum Pemkot Bogor meminta pedagang untuk mengosongkan kawasan Jalan Pedati dan Lawang Saketeng.

“Untuk jadwal relokasi berdasarkan hasil kesepakatan bersama memang sudah ditetapkan 6 Maret, tapi ini akan kita sampaikan ke pimpinan, jika ada arahan ini silahkan nanti diputuskan,” tambahnya.

“Untuk penundaan (relokasi,red) misalnya meminta setelah lebaran, ini kan jalan terus mana yang dimasukin, saya gak kepingin dari yang jauh masuk ke dalam pasar sedangkan pedagang di sini tidak kebagian,” paparnya.

Alasan kedua, saat relokasi pertama dan kedua, kan ada komitmen pedagang Pedati dan Lawang Saketeng. Ia tak ingin pedagang yang menempati lantai tiga sudah nyaman, tapi diganggu lagi karena masalah penundaan seperti ini.

Sebab, sejauh ini pedagang yang kini berjualan pendapatannya sudah hampir stabil. “Sudah puas mereka (pedagang,red). Protes luasan lapak juga ini kita bahas, jadi jujur kalau kita ukur dari titik a ke titik ujung di Lawang Saketeng, berapa meter kita bagi dengan 400 pedagang gak sampai satu meter, sekarang kan kita berikan 1.5 meter,” ucapnya.

Sehingga yang diatur yakni luasan untuk 400 pedagang, sedangkan secara desain yang dibuat juga masih terbilang nyaman, termasuk lorong-lorong yang disediakan untuk pembeli juga besar ukuranya. “Tapi kita tampung saja dulu aspirasinya, pelan-pelan, kan harus jaga kondusivitas,” tuturnya.

Sementara itu, Perwakilan pedagang sayur, Irfan Efendi menegaskan hingga kini belum menemui titik sepakat terkait dengan rencana relokasi. Pedagang tetap meminta pemindahan pedagang dilakukan setelah Hari Raya Idul Fitri.

“Tender lelang kan belum, revitalisasi Jalan Pedati dan Lawang Saketeng kan dimulai dari perbaikan jalan, kalau proses lelang saja belum masih ada waktu seharusnya, realistis permintaan pedagang itu,” tegasnya.
Pedagang juga menolak rencana pedagang yang bakal dibuat dua shift. Lantaran terbukti sudah banyak pedagang yang akhirnya gulung tikar. (ded/c)
\