Warga Tagih Pembangunan Jembatan dari Lulut ke Gunungsari

0
869
Jembatan
Warga sekitar terpaksa menggunakan jalan yang sudah terlumat Sungai Cileungsi, lantaran tak ada jembatan sebagai akses penghubung dua desa tersebut. Hendi/Radar Bogor
Jembatan
Warga sekitar terpaksa menggunakan jalan yang sudah terlumat Sungai Cileungsi, lantaran tak ada jembatan sebagai akses penghubung dua desa tersebut. Hendi/Radar Bogor

KLAPANUNGGAL-RADAR BOGOR, Hanya diwacanakan sejak tiga tahun lalu oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, proyek pembangunan jembatan penghubung antara Desa Lulut, Kecamatan Klapanungal dengan Desa Gunungsari, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, kini mulai ditagih kembali.

Diketahui proyek jembatan ini sudah direncanakan pemerintah akan bangun sejak tiga tahun lalu. Tujuannya, tentu mengurangi ancaman keselamatan warga yang lebih memilih melintas jalan berbahaya tersebut.

Namun hingga kini tak sedikit pun fisik atau material pembuatan akses tersebut di lokasi itu. Seperti biasa, warga memilih jalan yang membentang di atas Sungai Cileungsi lantaran aksesnya lebih dekat untuk sampai ke pusat kota kabupaten yakni, Cibinong.

Camat Klapanunggal, Ahmad Kosasih mengatakan, pemerintah kecamatan tidak punya kewenangan untuk membangun jalan tersebut. Lokasinya, kata dia, menjadi kewenangan pemerintah desa. “Gak punya kewenangan di sana. Karena ini menjadi kewenangan desa,” kata Ahmad.

Saat disinggung tak melakukan apapun karena tak bewenang, Ahmad menegaskan, akan segera mungkin berkomunikasi dengan dua desa di dua wilayah kabupaten ini agar dapat bekerjasama membangun jalan penghubung. “akan kami bicarakan dengan desa apa kendalanya,” ujarnya.

Ia menyebutkan, pembangunan jalan tersebut nantinya dapat menggunakan dana bantuan desa yang berasal dari Bupati Bogor di tahun ini. “Nantikan ada bantuan tambahan dari Bupati nah itu tuh bisa dipergunakan ke situ (pembangunan) juga,” tandasnya.

“Jalan ini banyak menelan korban jiwa karena berbahaya kan itu dari 2017 rencananya,” keluh Ketua Golkar Kecamatan Klapanunggal, Sidik Sanjaya kepada Radar Bogor, Jumat (14/2/2020).

Ia menyebutkan, tidak mengetahui persis apa kendala yang dihadapi pemerintah terkait rencana pembangunan jalan penghubung dua desa tersebut sehingga sampai saat ini belum juga direalisasikan.

Padahal menurutnya, pembangunan jalan tersebut harus lebih diprioritaskan oleh kedua pemerintah setempat. Menyusul banyaknya korban jiwa akibat tebawa arus sungai ketika melintas di sana.

“Seharusnya di prioritaskan. Banyak warga di dua desa ini yang hanyut dan meninggal karena memaksakan untuk menyeberang,” bebernya.

Ia berharap, agar pemerintah baik kecamatan maupun desa di dua wilayah tersebut dapat berkerjasama terkait pembangunan jalan tersebut. Dengan begitu, sambungnya, keselamatan warga pun dapat terjaga.

“Keinginan saya itu diprioritaskan untuk jembatan supaya mengurangi musibah dan jumlah warga meninggal,” ungkapnya. (rp1/c)