Penderita Kanker di Kota Bogor Terus Bertambah, Butuh Segera Pusat Pelayanan

0
338

BOGOR-RADAR BOGOR,Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tengah konsen menekan angka penderita kanker di Kota Hujan, yang setiap tahun terus meningkat.

Itu berdasarkan data penderita kanker yang berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor. Tercatat pada 2019, sebanyak 287 pasien kanker menjalani rawat inap. Sedangkan di tahun ini, periode Januari dan Februari sudah tujuh pasien.

Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor dr Ilham Chaidir menjelaskan, jumlah tersebut adalah penderita yang menjalani rawat inap. Untuk pasien yang melakukan rawat jalan sendiri, terbilang tinggi yakni mencapai 1.840 pasien, dan pada 2020 di dua bulan pertama sudah mencapai 717 pasien.

“Mayoritas pasien menderita kanker payudara,” ujar Ilham kepada Radar Bogor.

Mantan Kepala Puskesmas Mekarwangi itu juga menjelaskan, RSUD saat ini menangani pasien yang melakukan kemoterapi, yang dikenal sebagai pengobatan untuk membunuh sel kanker.

“Jumlah pasien yang ditangani juga banyak, ada 650 pasien, dan di tahun ini sudah 210 pasien yang kita tangani untuk menjalani kemoterapi,” ucapnya.

Untuk itu, kata dia, ke depan harus berfikir untuk membantu Pemkot Bogor agar memiliki pusat pelayanan kanker atau Onkology.

“Kita harus meretas jalan ke sana agar masyarakat Bogor tetap bisa ditangani. Rata-rata penderita pasien kan, bukan menengah ke atas tetapi menengah ke bawah,” ujar Ilham.

Hal itu perlu dilakukan, katanya, agar membantu masyarakat tidak menderita penyakit kanker, atau anak sekolah melalui promotifnya dengan pemberian vaksin human papillomavirus (HPV), kemudian juga melalui pencegahan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), tentunya tidak merokok.

Selain itu masyarakat juga harus mulai sadar dengan mengonsumsi sayuran organik, olah raga secara teratur dan upayakan agar tidak stres. “Perbanyak makan sayur dan buah, karena penyakit degeneratif ini mahal pengobatannya,” ucapnya.

Apalagi, lanjutnya, tingkat kematian penderita kanker relatif sangat tinggi. Di Indonesia, 340.809 penderita dengan kematian sebesar 207.210 orang. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas), 1,79/1000 penduduk dengan penyebab kematian nomor dua di dunia.

“Mau tidak mau harus mencegah, karena biaya satu keluarga yang menderita kanker itu tinggi, baik untuk makan, tidur penunggunya, selama ini jika dirujuk ke Jakarta, harus ada rumah singgah agar tak bolak-balik,” ucapnya.

Untuk diketahui, Pemkot Bogor bekerjasama dengan Yayasan Kanker Indonesia Kota Bogor bakal memberikan edukasi kepada warga baik pengetahuan tentang kanker dan bagaimana pencegahannya. Rencananya sosialisasi itu bakal dikemas dengan kegiatan cerdas cermat yang bakal dilakukan awal bulan depan.(ded/c)