Bima Arya dan Yane Ardian Berbagi Kisah dalam Hijrah Cinta

0
61
Wali Kota Bogor Bima Arya bersama sang istri Yane Ardian menghadiri acara Hijrah Cinta yang bertajuk ‘Merawat Cinta Sampai ke Surga’ di Grand Savero Hotel, Jalan Pajajaran, Kota Bogor, Minggu (23/2/2020).
Wali Kota Bogor Bima Arya bersama sang istri Yane Ardian menghadiri acara Hijrah Cinta yang bertajuk ‘Merawat Cinta Sampai ke Surga’ di Grand Savero Hotel, Jalan Pajajaran, Kota Bogor, Minggu (23/2/2020).

BOGOR-RADAR BOGOR, Wali Kota Bogor Bima Arya bersama sang istri Yane Ardian menghadiri acara Hijrah Cinta yang bertajuk ‘Merawat Cinta Sampai ke Surga’ di Grand Savero Hotel, Jalan Pajajaran, Kota Bogor, Minggu (23/2/2020).

Dalam kegiatan yang digagas majelis ilmu Teman Hijrah Indonesia besutan Ustadz Hilman Fauzi ini, Bima Arya dan Yane Ardian berbagi kisah seputar perjalanan cintanya selama 18 tahun pernikahan dihadapan ribuan jamaah.
Menurut Yane, pernikahan itu menyatukan dua insan yang berbeda.

“Kalau menyatukan dua orang yang sama, ketika menemukan perbedaan kita akan kecewa. Karena kami tahu kami berbeda,  jadi setiap tahu ada yang berbeda itu yang kami diskusikan,” ungkap Yane.

“Ternyata 18 tahun pernikahan itu banyak banget ketemu perbedaan. Menurut saya pernikahan itu transfer is other. Jadi, apa yang ada di saya tanpa Kang Bima sadari itu ke transfer ke Kang Bima. Begitupun sebaliknya. Sesuatu yang ada di Kang Bima, tidak ada di saya, dengan seiring berjalannya waktu tertransfer ke saya,” tambahnya.

Mengamini itu, Bima Arya pun bercerita mengenai karakter dirinya yang berbeda dengan Yane Ardian. “Saya itu dari SMA, kuliah, orangnya tidak mau diam. Aktif ini, aktif itu. Senat, Himpunan dan organisasi lain. Kemudian waktu mencari jodoh dalam bayang saya ini saya harus cari aktivis juga biar satu frekuensi supaya bisa diskusi politik, bisa diskusi organisasi, kira-kira begitu ya,” katanya.

Namun, dalam perjalannya Bima Arya bertemu dengan sosok Yane Ardian yang notabene anak rumahan. “Berkecamuk lah saya. Ini kira-kira yang cocok menjadi pendamping saya? apakah satu frekuensi? Intinya, kemudian agak panjang lah menjawab keraguan itu sempat istikharah dan akhirnya Bismillah. Rasanya bukan yang aktivis atau bukan yang suka politik yang saya butuhkan tapi orang yang bisa memahami saya,” ujar Bima.

“Nah singkat kata perjalanan kemudian setelah 18 tahun membuat saya berbeda pandangan tentang apa yang saya yakini sebelumnya. Kalau mau menikah, jangan pernah punya pandangan mencari yang satu frekuensi karena setelah 18 tahun kita menikah saya menjadi semakin yakin bahwa pasangan yang abadi adalah pasangan yang saling mengisi. Kalau sama-sama aktivis kebayang bagaimana kondisi rumah tangga, kalau yang sama-sama suka  politik kebayang tiap hari berdebat terus gitu ya. Saya merasa bahwa pendamping hidup yang dibutuhkannya justru adalah yang berbeda karena bisa saling mengisi,” tambahnya.

Bima Arya mengaku segala asumsi di awal penjajakannya terhadap sosok Yane Ardian, terbukti salah.

“Yang tadinya saya pikir anak rumahan tidak suka politik, tidak suka bicara di depan publik, pada perjalanannya semua berubah. Sekarang saya diskusi politik sama dia, sekarang saya minta pandangan untuk langkah politik saya sama dia, sekarang saya suka terkagum kagum melihat dia berbicara berorasi dengan hebat di depan ribuan orang, sekarang dia sangat suka kegiatan kegiatan sosial. Jadi satu asumsi kita keyakinan kita terhadap seseorang belum tentu benar. Yang kedua, segala sesuatu itu berubah sunnatullah, keniscayaan,” pungkasnya. (prokompim)