Gunung Putri-Cileungsi Darurat Banjir, 20 Ribu Warga Terdampak

0
1702
Banjir
Banjir yang meredam kawasan Bojongkulur Kecamatan Gunung Putri, Selasa (25/2/2020).
Banjir
Banjir yang meredam kawasan Bojongkulur Kecamatan Gunung Putri, Selasa (25/2/2020).

BOGOR-RADAR BOGOR, Hujan yang mengguyur sejak Senin (24/2/2020) malam hingga Selasa (25/2/2020) membuat Sungai Cileungsi-Cikeas meluap. Akibatnya, banjir kembali menerjang Gunung Putri dan Cileungsi. 20 ribu warga terdampak.

Mereka tersebar di dua perumahan. Yakni perumahan Vila Nusa Indah, Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunung Putri dan Perumahan Grand Mekarsari, Kecamatan Cileungsi.

“20 ribu warga yang terdampak ini tersebar di 10 RW,” ujar Kepala Desa Bojongkulur, Firman Riansyah kepada Radar Bogor.

Perumahan Vila Nusa Indah memang merupakan langganan banjir jika sungai Cileungsi-Cikeas meluap. Saat ini kondisi ketinggian air telah berangsur surut.

Tidak ada warga yang diungsikan akibat banjir. Namun beberapa warga merasa khawatir jika terjadi banjir susulan. “Makanya langkah pencegahan perlu sedini mungkin dilakukan,” beber Firman.

Jika dibandingkan dengan banjir awal tahun 2020, banjir kali ini memang tidak terlalu parah. Hanya saja, kejadian banjir yang terus berulang perlu ada solusi.

Setidaknya kata Firman, ada berbagai opsi yang sudah direncanakan. Mulai dari normalisasi sungai Cileungsi-Cikeas, pembangunan tanggul hingga pengadaan sarana dan prasarana kebencanaan di tiap RW.

“Namun rencana ini kan butuh sinergi besama Pemerintah Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat dan pemerintah pusat,” beber dia.

Selain perumahan Vila Nusa Indah Bojongkulur, Perumahan Grand Mekarsari, Kecamatan Cileungsi juga menjadi wilayah langganan banjir setiap tahun.

Dari data yang dihimpun Radar Bogor ada 350 warga yang terdampak banjir setinggi 50 hingga 80 centimeter kemarin.

“Masuk ke rumah itu (banjir) sekitar jam 6 pagi,” ujar warga Grand Mekarsari Residence Cluster Jacfruit, Rama (45).

Dia menyebutkan, banjir yang terjadi di tempat tinggalnya bukan yang pertama kali. Seingat dia, banjir selalu terjadi setiap tahun “Sudah 5 tahun ini banjir. Cuma kalau sampai masuk ke rumah baru dua kali,” imbuhnya.

Sementara itu, Camat Cileungsi, Zaenal Ashari menuturkan masalah banjir di Perumahan Grand Mekarsari Cileungsi menjadi perhatian serius pemerintah kecamatan.

Sementara itu, Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi, puncak musim hujan terjadi Januari hingga Febuari. Kepala Kantor BMKG Bandung, Tony Agus Wijaya mengungkapkan, Mei hingga April diperkirakan curah hujan berkurang.

Ada beberapa wilayah di Jabar yang terendam banjir, kemarin diataranya Kabupaten Bogor, Indramayu, Bekasi, Subang hingga Karawang. Akibatnya, ribuan warga mengungsi.

Kepala BMKG Pusat Dwikorita Karnawati menambahkan, hujan lebat terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia disebabkan oleh tiga fenomena alam. Salah satunya badai tropis Ferdinand, yang kemarin posisinya berada di sekitar Samudra Hindia dan Barat Banten.

”Keberadaan badai ini mulai terdeteksi bibitnya pada 23-24 Februari. Bibit telah berkembang benar-benar menjadi siklon badai tropis pada 24 Februari,” tuturnya.

Sebetulnya, jika merujuk pada hasil analisis perkembangan musim hujan dasarian II Februari 2020, seluruh wilayah Indonesia sudah memasuki musim penghujan.

Kondisi dinamika atmosfer terkini pun menunjukkan faktor skala regional-lokal turut berkontribusi signifikan terhadap pembentukan pola hujan dan cuaca ekstrem di wilayah Indonesia.

Kondisi curah hujan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Jabodetabek kemarin pun, kata dia, lebih disebabkan oleh dinamika atmosfer lokal.

Di mana terjadi pembentukan pola konvergensi atau pertemuan massa udara dan kondisi labilitas udara yang kuat di Jawa bagian Barat, termasuk Jabodetabek.

”Artinya, yang secara langsung mengontrol adalah fenomena pertemuan angin tadi. Bukan siklus badai tropis yang dominan,” ungkapnya. (rp1/jpg/c)