Kurang Energi Kronis, Enam Ibu Hamil di Cipaku Dirawat Khusus

0
164
Ilustrasi persalinan ibu hamil
Ilustrasi persalinan ibu hamil
Ibu-Hamil
Ilustrasi Ibu Hamil.

BOGOR- RADAR BOGOR, Diduga mengalami Kurang energi kronis (KEK), enam ibu hamil di Cipaku harus mendapatkan perawatan khusus.

Nutrisionis Puskesmas Cipaku, Hasanudin mengatakan, keenam orang tersebut harus mendapatkan penangangan khusus dari Puskesmas Cipaku agar  terhindar dari stunting ketika bayinya lahir.

“Rutin tiap bulan ke puskesmas, selain cek kondisi ibu dan kandungannya juga dapat suplemen dan tablet tambah darah,” ucap Hasan kepada Radar Bogor, Kamis (27/2/2020).

Lanjutnya, ibu hamil yang menderita KEK diharuskan makan lebih dari tiga kali sehari. Ditambah pemberian asupan yang dapat menggenjot gizinya.

Dijelaskannya, KEK merupakan masalah gizi yang disebabkan kekurangan asupan makanan dalam waktu cukup lama, terbilang hitungan tahun.

Kondisi KEK biasanya terjadi pada wanita di usia subur, yaitu yang berusia 15-45 tahun. KEK juga merupakan salah satu penyebab dari lahirnya anak stunting.

Kota Bogor sendiri akan menjadi pilot project dari kota dengan percepatan penurunan stunting. Namun, hal tersebut tak mudah mengingat kondisi sosial serta pemahaman akan kebutuhan gizi seseorang berbeda-beda.

Ia mengatakan, biasanya orang yang mengalami KEK baru ketahuan ketika cek kehamilan di puskesmas. Karena, sambung Hasan, orang yang terkena KEK tidak akan menyadari lantaran secara fisik tidak ada perubahan yang terlalu signifikan.

“Bila tidak dicegah saat masa kehamilan, bayi akan lahir BBLR (berat bayi lahir rendah) yang merupakan gerbang dari stunting,” ujarnya.

Sementara itu, warga Kelurahan Genteng, Bogor Selatan, Ida baru tahu  mengalami KEK ketika cek kehamilan pertama di puskesmas. Pasalnya, ia menganggap selama ini sehat-sehat saja.

“Memang sih sebelum hamil suka tiba-tiba lemas atau lesu gitu, tapi saya anggap ya sehat-sehat saja,” kaya Ida. Saat didiagnosis mengalami KEK, Ida pun mengaku rutin berkonsultasi dan melaporkan perkembangan kehamilannya ke puskesmas.

Menurutnya, untuk mencegah anaknya lahir dengan kondisi stunting, ia rela mengikuti anjuran dalam hal melakukan pola hidup sehat. Terlebih, saat ini bukan hanya ia saja yang perlu diperhatikan tetapi juga kondisi bayinya.

“Saya harus makan makanan yang bergizi lebih dari tiga kali sehari demi menaikkan kondisi gizi saya. Saya khawatir kalau tak seperti itu akan berdampak pada bayi nantinya,” tukasnya. (cr3/c)