CAIRU-RADAR BOGOR, Seiring dengan mengalirnya penolakan dari warga yang terdampak bakal dibangunnya Waduk Cibeet dan Cijuray, Pemerintah Kecamatan Cariu berencana akan mengajukan relokasi ribuan jiwa yang ada di sana.
9 Desa Bakal Tenggelam, Waduk Cibeet Ditolak Warganya Sendiri
Sekretaris Kecamatan Cariu, Bakri Hasan mengatakan, penolakan atau pro dan kontra di kalangan masyarakat terkait pembangunan waduk tersebut menjadi hal yang biasa.
“Kalau penolakan dan yang menerima pasti ada saja,” katanya kepada Radar Bogor, Kamis (27/2/2020).
Ia menuturkan, warga Cariu khususnya di sembilan desa wilayah timur kabupaten menolak lantaran kekhawatiran akibat pengelolaan waduk tersebut berdampak fatal bagi rumah warga.
“Seperti adanya bendungan yang secara teknis pengelolaan enggak benar atau kurang baik,” ujarnya.
Menurut Bakri, seharusnya pemerintah pusat maupun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor dapat memberikan solusi terlebih dulu agar warga terdampak dapat direlokasi. Jika tidak direlokasi, sambungnya, maka penolakan tersebut akan terus terjadi dan menghambat pembangunan.
“Disiapkan dulu tempatnya, fasilitasnya ada dulu semua nah baru direlokasi, untuk solusinya semua bisa direlokasi tapi disiapkan dulu tempatnya untuk mereka,” ungkapnya.
Ia pun menyebutkan, warga yang harus dipindahkan sebelum dilaksanakannya pembangunan waduk yakni, warga di Desa Bantarkuning, Sukatiga, Cikutamahi. Karena lokasinya sangat berdekatan dengan titik lokasi waduk yang akan dibangun. “Paling banyak itu Sukatiga dan Bantarkuning,” tuturnya.
Di samping menunggu relokasi, kata dia, hendaknya yang dibangun di awal seharusnya Waduk Cijuray dulu dibanding Waduk Cibeet.
“Nanti Cibeet mengikuti karena yang dibutuhkan Cariu kan Cijuray dulu. Sehingga warga yang kena dampak juga disiapkan dulu penataan wilayahnya. Sudah saya sampaikan juga ke warga,” bebernya.
Sebelumnya, Kepala Desa Kutamekar, Uteng menyebutkan, ada 3.434 penduduk yang akan terkena dampak. Disamping itu, kata dia, ada situs berupa makam yang menjadi alasan warga terus menolak.
Menurut Uteng, kemungkinan kecil mau menerima pembangunan waduk tersebut meskipun direlokasi. “Situs ini sudah dijaga bertahun tahun sama warga. Jadi baiknya titik pembangunan waduk agak digeser dari Kutamekar. Bisa di Hulu Sungai Cibeet misalnya,” tutupnya. (rp1/c)